Harta Dunia Itu Tidak Bernilai
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كَانَتْ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
Dari Sahl bin Sa'ad dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda : Seandainya dunia itu di sisi Allah nilainya sebanding dengan sayap nyamuk tentu Allah tidak akan memberi orang orang kafir walaupun hanya seteguk air [HR Tirmidzi]
عَنْ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ شَدَّادٍ قَالَ كُنْتُ مَعَ الرَّكْبِ الَّذِينَ وَقَفُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى السَّخْلَةِ الْمَيِّتَةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَرَوْنَ هَذِهِ هَانَتْ عَلَى أَهْلِهَا حِينَ أَلْقَوْهَا قَالُوا مِنْ هَوَانِهَا أَلْقَوْهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَالدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ عَلَى أَهْلِهَا
Dari Al Mustaurid bin Syaddad berkata: Aku pernah bersama rombongan yang berhenti bersama Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam didekat bangkai anak kambing lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda : Tahukah kalian, bangkai ini hina bagi pemiliknya saat ia membuangnya. Mereka berkata : Karena hinanya itulah mereka membuangnya, wahai Rasulullah. beliau bersabda : Dunia itu lebih hina bagi Allah dari pada bangkai ini bagi pemiliknya [HR Tirmidzi]
عَنْ مُسْتَوْرِد قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
Dari Mustaurid : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda : Demi Allah, tidaklah dunia di akhirat kecuali seperti sesuatu yang dijadikan oleh jari salah seorang dari kalian, Yahya berisyarat dengan jari telunjuk di laut maka perhatikanlah apa yang kembali ke laut [HR Muslim]
Tiga hadits di atas cukup bagi kita untuk mengetahui rendahnya nilai harta yang sering diburu oleh manusia yang terkadang melalaikan dari tugasnya sebagai hamba Alloh. Mengomentari hadits di atas Syaikh Mushthofa Albugho berkata : dunia tidak memiliki nilai sedikitpun bila dijadikan tujuan utama, ia hanya akan berharga bila dijadikan sarana sebagai jalan kesuksesan akhirat dan ladang untuk beramal sholih.
Untuk lebih memahami hal ini maka marilah bercermin pada tangisan Umar bin Khothob ketika melihat kulit rosululloh shollallohu alaihi wasallam ada bekas pelepah kurma setelah tidur. Beliau bertanya : kenapa engkau menagis wahai Umar ? Umar berkata : ya rosulalloh, raja Kisro dan Qoisar keduanya bergelimpangan harta, sementara engkau dalam keadaan seperti ini ? Beliau menjawab :
أولئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتِهِمْ
Mereka itu adalah kaum yang disegerakan oleh Alloh kenikmatan mereka [HR Bukhori Muslim]
Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin berkata : kondisi seperti ini hakekatnya adalah kesengsaraan bagi mereka. Mereka yang bergelimangan kesenangan dunia, tiba-tiba harus berpindah ke neraka jahim maka itu adalah kehilangan kenikmatan yang teramat menyakitkan.
Sementara orang beriman yang harus berpayah-payah dalam penghambaannya kepada Alloh akan berpindah ke dalam kesenangan yang belum pernah dia bayangkan di dunia.
Maroji’ :
Alqoul Mufid, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 2/139-140
Nuzhatul Muttaqin, Syaikh Mushthofa Albugho 1/359