Harta Dalam Pandangan Islam (8)

Terkadang Harta Merendahkan Pemiliknya

Pagi hari sebelum berangkat kerja, seseorang tengah asyik mencuci motornya. Aneh sang pemilik motor malah belum mandi. Motor bersih mengkilap sementara pencucinya masih kusam, rambut acak-acakan tak teratur dan tentu tak sedap dipandang mata. Rupanya motor lebih mulia dari manusia.
Sore hari pukul lima, nampak orang mondar-mandir mencari ayam peliharaannya. Sambil terus bertanya kepada orang yang dijumpainya, barangkali tahu keberadaan binatang kesayangannya. Sementara ketika putrinya tak kunjung pulang pada pukul tujuh malam, perasaan orang tua biasa-biasa saja. Tak terlihat keresahannya di wajahnya. Ternyata ayam lebih berharga dari buah hati.

Pergi ke masjid untuk menunaikan ibadah sholat berjamaah. Saat sholat tengah ditegakkan bersama imam, tiba-tiba pikirannya tertuju kepada sandalnya di luar. Perasaan cemas menggelayuti benaknya, apalagi akhir-akhir ini sering terjadi pencurian sandal. Perasaan kesal ditujukan kepada imam yang membaca surat agak panjang. Keringat bercucuran pertanda kecemasan, konsentrasi sholat hilang bahkan ia tidak ingat dengan posisi rokaat yang tengah ia jalani. Begitu salam usai, ia tanpa berdzikir dan bermunajat kepada Alloh, segera keluar menuju sandal yang ia cintai. Subhaanalloh ! Demi sandal ia rela membuang kekhusyuan sholat (padahal ia adalah ruh sholat), membenci sang imam dan meninggalkan sunnah rosululloh shollallohu alaihi wasallam, yaitu dzikir ba’da sholat. Sandal lebih mahal dari sholat, padahal jangankan sholat fardlu, sholat sunnah fajar saja lebih baik dari dunia dan seisinya.

Ketika hujan turun, dengan memaksakan diri seseorang pulang berjalan kaki di bawah guyuran hujan. Yang aneh dia berjalan dengan membungkuk. Ternyata ia melindungi Koran yang baru saja dia beli agar tidak basah. Ia rela badannya basah kuyup asal koran tetap kering. Koran yang berharga dua ribu rupiah lebih dibela dari tubuhnya.
Demikianlah betapa harta bisa merendahkan pemiliknya. Maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi petuah berharga :

عَنْ عَمْرو بْن عَوْفٍ وَهُوَ حَلِيفُ بَنِي عَامِرِ بْنِ لُؤَيٍّ وَكَانَ شَهِدَ بَدْرًا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ أَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْجَرَّاحِ إِلَى الْبَحْرَيْنِ يَأْتِي بِجِزْيَتِهَا وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ صَالَحَ أَهْلَ الْبَحْرَيْنِ وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ الْعَلَاءَ بْنَ الْحَضْرَمِيِّ فَقَدِمَ أَبُو عُبَيْدَةَ بِمَالٍ مِنْ الْبَحْرَيْنِ فَسَمِعَتْ الْأَنْصَارُ بِقُدُومِ أَبِي عُبَيْدَةَ فَوَافَوْا صَلَاةَ الْفَجْرِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصَرَفَ فَتَعَرَّضُوا لَهُ فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ رَآهُمْ ثُمَّ قَالَ أَظُنُّكُمْ سَمِعْتُمْ أَنَّ أَبَا عُبَيْدَةَ قَدِمَ بِشَيْءٍ مِنْ الْبَحْرَيْنِ فَقَالُوا أَجَلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَأَبْشِرُوا وَأَمِّلُوا مَا يَسُرُّكُمْ فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

Dari Amru bin Auf sekutu bagi Amir bin Lu`ai, turut serta dalam perang Badar bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, telah mengkhabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam mengutus Abu Ubaidah bin Al Jarrah ke Bahrain membawa jizyahnya dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam membuat perjanjian damai dengan penduduk Bahrain, beliau mengangkat Al Ala` bin Al Hadlrami sebagai pemimpin mereka. lalu Abu Ubaidah datang membawa harta dari Bahrain dan kaum Anshar mendengar kedatangan Abu 'Ubaidah lalu mereka shalat fajar bersama Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam, seusai shalat Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam bergegas lalu mereka menghadang beliau, Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam tersenyum saat melihat mereka, setelah itu beliau bersabda: Aku kira kalian mendengar bahwa Abu 'Ubaidah datang membawa sesuatu. Mereka berkata : Benar, wahai Rasulullah. Beliau bersabda : Bergembiralah dan berharaplah apa yang menggembirakan kalian, demi Allah bukan kemiskinan yang aku takutkan pada kalian, tapi aku takut dunia dibentangkan untuk kalian seperti halnya dibentangkan pada orang sebelum kalian, lalu kalian memperlombakannya sebagaimana mereka memperlombakannya lalu ia membinasakan kalian seperti halnya mereka [HR Bukhori Muslim]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا فُتِحَتْ عَلَيْكُمْ فَارِسُ وَالرُّومُ أَيُّ قَوْمٍ أَنْتُمْ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ نَقُولُ كَمَا أَمَرَنَا اللَّهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ تَتَنَافَسُونَ ثُمَّ تَتَحَاسَدُونَ ثُمَّ تَتَدَابَرُونَ ثُمَّ تَتَبَاغَضُونَ أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ ثُمَّ تَنْطَلِقُونَ فِي مَسَاكِينِ الْمُهَاجِرِينَ فَتَجْعَلُونَ بَعْضَهُمْ عَلَى رِقَابِ بَعْضٍ

Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda : Apabila Persia dan Romawi telah ditaklukkan untuk kalian, maka akan menjadi kaum seperti apakah kalian ? Abdurrahman bin Auf menjawab : Kami akan mengucap yang diperintahkan Allah kepada kami. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: Bukan sebaliknya ?!, kalian saling berlomba-lomba, saling menghasud, saling memutuskan hubungan, saling marah-marahan, dan sejenisnya, kemudian kalian akan pergi ke tempat orang-orang miskin dari kaum muhajirin lalu menjadikan sebahagian mereka sebagai pemimpin bagi sebahagian yang lain [HR Muslim dan Tirmidzi]

Syaikh Mushthofa Albugho berkata : berlomba-lomba mendapatkan harta dunia terkadang mendorong rusaknya din seseorang karena harta diingini oleh setiap manusia. Jiwa akan tenang di saat mencarinya lalu akhirnya bersenag-senang setelah mendapatkannya yang akhirnya muncullah permusuhan yang berujung kepada saling bunuh.

Maroji’ :
Nuzhatul Muttaqin, Syaikh Mushthofa Albugho 1/348