Dua Tipe Sikap Terhadap Harta
Menyukai harta adalah naluri yang Alloh tanamkan kepada setiap hambaNya. Alloh nyatakan :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَالِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالله عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) [ali imron : 14]
Ketika harta terpampang di hadapan, menurut Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di manusia terbagi menjadi dua :
1. Menjadikan harta sebagai tujuan utama hidup
Akan tampak dalam benak pikiran dan semua aktifitasnya yang dzohir dan batin. Semua kesibukannya hanya ditujukan untuk pencapaian harta. Hidupnya bagaikan binatang. Ia bersenang-senang dan melampiaskan syahwatnya. Dirinya tidak peduli darimana ia mendapatkan harta itu dan untuk apa.
2. Menilai harta adalah ujian
Ia tahu bahwa harta adalah cara Alloh untuk membuktikan siapa yang menjadikannya sebagai sarana taat dan mencari ridloNya sehingga mampu mengalahkan nafsu syahwatnya. Ia gunakan harta sebagai bekal akhirat. Kalau toh dirinya menikmati harta itu tentu ia tujukan untuk menolongnya dalam menggapai ridlo Alloh ……
Maroji’ :
Taisrul Karim Arrohman, Syaikh Abdurrohman Nashir assa’di 1/167