Hubungan Timbal Balik (20)

Muzakki Dan Amil

Muzakki adalah orang yang membayar zakat. Amil adalah orang yang mengelola zakat dari penerimaan hingga distribusi kepada yang berhak. Keduanya harus kompak. Artinya, keduanya harus tahu hak dan kewajibannya. Kewajiban amil adalah :

1. Mengambil zakat di tempat tinggal para muzakki
Cara kerja amil adalah mengambil bukan menerima sebagaimana yang sering kita lihat di papan pengumuman “ kami siap menerima pembayaran zakat “. Kenapa harus mengambil ? karena semua dalil yang ditujukan kepada para amil adalah “ ambil “, di antaranya :

خُذْ مِنْ أمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka [attaubah : 103]

فإن هم أطاعوك لذلك فأعلمهم أن الله افترض عليهم خمس صلوات في كل يوم وليلة، فإن هم أطاعوك لذلك فأعلمهم أن الله افترض عليهم صدقة تؤخذ من أغنيائهم فترد على فقرائهم
،
jika mereka telah mematuhi apa yang telah kamu sampaikan, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka zakat, yang diambil dari orang-orang kaya diantara mereka dan diberikan pada orang-orang yang fakir mereka [HR Bukhori Muslim]

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم تُؤْخَذُ صَدَقَاتُ اَلْمُسْلِمِينَ عَلَى مِيَاهِهِمْ

Dari Amar Ibnu Syu`aib dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Zakat kaum muslimin diambil di tempat-tempat sumber air mereka (maksudnya kampung mereka [HR Ahmad]
Imam Shon’ani berkata : hadits di atas menunjukkan bahwa pengelola zakat datang kepada pemilik harta untuk mengambil zakat.

2. Mendoakan para muzakki

خُذْ مِنْ أمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka [attaubah : 103]

عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى رضي الله عنه قَال كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا أَتَاهُ قَوْمٌ بِصَدَقَتِهِمْ قَالَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِمْ

Dari Abdullah Ibnu Aufa bahwa biasanya bila suatu kaum datang membawa zakat kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau berdoa : Ya Allah, berilah rahmat atas mereka [Muttafaq Alaihi]
Bentuk doa bagi para pembayar zakat adalah :
Alloohumma sholli ‘ala ……. (sambil disebut nama si pembayar) sebagaimana rosululloh shollallohu alaihi wasallam mendoakan Abu Aufa dengan “ alloohumma sholli ‘ala abi aufa atau membaca :

اجَرَكَ الله فِيْمَا أعْطَيْتَ وَبَارَكَ لَكَ فِيْمَا أبْقَيْتَ وَجَعَلَهُ لَكَ طَهُوْراً

Semoga Alloh memberimu pahala atas harta yang telah engkau tunaikan, memberi keberkahan pada harta yang masih tersisa dan menjadikannya sebagai pensuci bagimu

3. Menyalurkan kepada yang berhak

عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْخَازِنُ الْمُسْلِمُ الْأَمِينُ الَّذِي يُنْفِذُ وَرُبَّمَا قَالَ يُعْطِي مَا أُمِرَ بِهِ كَامِلًا مُوَفَّرًا طَيِّبًا بِهِ نَفْسُهُ فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِي أُمِرَ لَهُ بِهِ أَحَدُ الْمُتَصَدِّقَيْنِ

Dari Abu Musa dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda : Seorang bendahara muslim yang amanah adalah orang yang melaksanakan tugasnya (dengan baik). Dan seolah Beliau bersabda : Dia melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya dengan sempurna dan jujur serta memiliki jiwa yang baik, dia mengeluarkannya (shadaqah) kepada orang yang berhak sebagaimana diperintahkan adalah termasuk salah satu dari Al Mutashaddiqin.[HR Bukhori Muslim]

Sementara para pemilik harta bersikap baik terhadap amil dengan mempermudah proses pembayaran, tidak memanipulasi harta dan mensikapi mereka sebagai partner yang membantu penunaian kewajiban. Bila ini terjadi maka ada tiga pihak yang akan diuntungkan. Amil, muzakki dan orang miskin. Sebaliknya bila orang kaya pelit dan mempersulit diri dalam memenuhi kewajiban hartanya, para amil berkhianat terhadap amanat maka si miskin yang merana. Jangan kaget bila si fakir akan menjadi penjahat-penjahat yang akan membikin onar ketentraman hidup masyarakat.

Maroji’ :
Subulussalam, Imam Shon’ani 2/125
Taudlihul Ahkam, Abdulloh Abdurrohman Albassam 2/440