Hubungan Timbal Balik (29)

Pemberi Dan Yang Diberi

Saling memberi adalah pemandangan kehidupan sehari-hari yang sering kita lihat. Kita tidak mungkin sendiri. Adakalanya perlu bantuan, di saat lain bila kita memiliki, dengan penuh kerelaan memberi bantuan kepada sesama. Pemberi dan penerima akan berhubungan mesra manakala memiliki etika yang seharusnya di miliki masing-masing.

Seorang pemberi hendaklah memiliki sifat :

1. Ikhlash
Bagaimana tanda ikhlash ? Alloh memberi taujih :

إنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ الله لاَنُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاءًا وَلاَ شُكُوْرًا

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan wajah Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih [al insan : 9]

Ayat ini menerangkan bahwa ciri ikhlash di saat memberi adalah tidak mengharap balasan dari pemberiannya dan dirinya tidak akan tersinggung bila si penerima tidak mengucapkan terima kasih sama sekali. Keduanya dienyahkan karena hanya Allohlah yang diingat dan diharap balasannya.

2. Memberi sesuatu masih berkwalitas

يأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا أنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الأَرْضِ زَلاَ تَيَمَّمُوْا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِئَاخِذيْهِ إلاَّ أنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ وَاعْلَمُوْا أنَّ الله غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menginfakkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji [albaqoroh : 267]

لَنْ تَنَالُوْا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْئٍ فَإنَّ الله بِهِ عَلِيْمٌ

ِKamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu infakkan. Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya [ali imron : 92]

3. Tidak menyakiti hati si penerima

يأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا لاَ تُبْطِلُوْا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَ الأَذَى

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima [albaqoroh : 264]

Terkadang kebahagiaan si penerima berubah menjadi ketersinggungan. Ketika mendengar bahwa si pemberi mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan atas pemberian yang ia lakukan. Oleh karena itu memberi dengan sembunyi-sembunyi sebagaimana yang dianjurkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah lebih baik untuk dua hikmah, yaitu : menjaga keikhlasan pemberi dan menjaga perasaan penerima

Kepada si penerima, hendaknya memiliki sifat :

a. Iffah (menjaga kehormatan)
Dengan tidak memperlihatkan dirinya untuk selalu dikasihani oleh si kaya sebagaimana nasehat dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِي يَطُوفُ عَلَى النَّاسِ تَرُدُّهُ اللُّقْمَةُ وَاللُّقْمَتَانِ وَالتَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ وَلَكِنْ الْمِسْكِينُ الَّذِي لَا يَجِدُ غِنًى يُغْنِيهِ وَلَا يُفْطَنُ بِهِ فَيُتَصَدَّقُ عَلَيْهِ وَلَا يَقُومُ فَيَسْأَلُ النَّاسَ

Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda : Bukanlah disebut miskin orang berkeliling meminta-minta kepada manusia dan bisa diatasi dengan satu atau dua suap makanan atau satu dua butir kurma. Akan tetapi yang disebut miskin adalah orang yang tidak mendapatkan harta yang bisa memenuhi kecukupannya, atau yang kondisinya tidak diketahui orang sehingga siapa tahu ada yang memberinya shodaqah atau orang yang tidak meminta-minta kepada manusia [HR Bukhori Muslim]

b. Berusaha merubah kondisi dari seorang penerima menjadi si pemberi

Bila hal ini tidak terwujud maka menanamkan ghibthoh, keinginan kuat untuk meniru amal sholih yang dilakukan oleh si kaya :

عَنْ أَبِي كَبْشَةَ الْأَنْمَارِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ هَذِهِ الْأُمَّةِ كَمَثَلِ أَرْبَعَةِ نَفَرٍ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَعْمَلُ بِعِلْمِهِ فِي مَالِهِ يُنْفِقُهُ فِي حَقِّهِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يُؤْتِهِ مَالًا فَهُوَ يَقُولُ لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ هَذَا عَمِلْتُ فِيهِ مِثْلَ الَّذِي يَعْمَلُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهُمَا فِي الْأَجْرِ سَوَاءٌ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يُؤْتِهِ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ يُنْفِقُهُ فِي غَيْرِ حَقِّهِ وَرَجُلٌ لَمْ يُؤْتِهِ اللَّهُ عِلْمًا وَلَا مَالًا فَهُوَ يَقُولُ لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ هَذَا عَمِلْتُ فِيهِ مِثْلَ الَّذِي يَعْمَلُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهُمَا فِي الْوِزْرِ سَوَاءٌ

Dari Abu Kabsyah Al Anmari dia berkata ; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Permisalan ummat ini bagaikan empat orang laki-laki, yaitu; seorang laki-laki yang di berikan oleh Allah berupa harta dan ilmu, kemudian dia membelanjakan hartanya sesuai dengan ilmunya. Seseorang yang diberi oleh Allah berupa ilmu dan tidak di berikan harta, lalu dia berkata; Seandainya saya memiliki seperti yang di miliki orang ini, niscaya saya akan berbuat seperti yang ia perbuat. Maka dalam urusan pahala, mereka berdua sama. Dan seorang laki-laki yang diberi oleh Allah berupa harta dan tidak diberi ilmu, maka ia menyia-nyiakan hartanya dan tidak membelanjakannya bukan kepada jalan yang benar. Serta seorang laki-laki yang tidak di beri oleh Allah berupa harta dan juga ilmu, lalu dia berkata : Seandainya aku memiliki seperti yang di miliki orang ini, niscaya aku akan berbuat seperti yang ia perbuat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Maka dalam urusan dosa, mereka berdua sama [HR Ibnu Majah]

c. Membalas kebaikan
Hal itu bisa dilakukan dengan kebaikan materi yang sepadan atau memanjaatkan doa kepada Alloh untuk kebaikan si pemberi :

Ibnu Umar Radhiallahu’anhu menuturkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

من سأل بالله فأعطوه، ومن استعاذ بالله فأعيذوه، ، ومن دعاكم فأجيبوه، ومن صنع إليكم معروفا فكافئوه، فإن لم تجدوا ما تكافئونه فادعوا له حتى تروا أنكم قد كافأتموه" رواه أبو داود والنسائي

Barangsiapa yang meminta dengan menyebut nama Allah, maka berilah, barangsiapa yang meminta perlindungan dengan menyebut nama Allah maka lindungilah, barangsiapa yang mengundangmu maka penuhilah undangannya, dan barangsiapa yang berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikan itu (dengan sebanding atau lebih baik), dan jika engkau tidak mendapatkan sesuatu untuk membalas kebaikannya, maka doakan ia, sampai engkau merasa yakin bahwa engkau telah membalas kebaikannya [HR. Abu Daud, dan Nasai]