Harta Dalam Pandangan Islam (11)

Antara Hubbu Dan Ahabba Terhadap Harta

Harta bila disikapi sebagai hubbu (cinta) adalah satu kewajaran. Hal itu sudah digariskan oleh Alloh :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَالِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالله عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) [ali imron : 14]

Yang bermasalah adalah manakala hubbu terhadap harta berubah menjadi ahabba (lebih dicintai) yang akhirnya menyingkirkan kecintaan yang sesungguhnya sebagaimana yang dikabarkan oleh Alloh Ta’ala :

قُلْ إنْ كَانَ ءَابَاءُكُمْ وَأبْنَاءُكُمْ وَإخْوَانُكُمْ وَأزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَأمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوْهاَ وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أحَبَّ إلَيْكُمْ مِنَ الله وَرَسُوْلِهِ وَجِهَادٍ فِى سَبِيْلِهِ فَتَرَبَّصُوْا حَتَّى يَأْتِيَ الله بِأَمْرِهِ وَالله لاَيَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ

Katakanlah : Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNYA(siksanya). dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik [attaubah : 24]
Ayat ini menerangkan dua kelompok yang dicintai. Kelompok pertama terdiri dari : bapak, anak, saudara, istri, keluarga, harta, perdagangan dan tempat tinggal. Sedangkan kelompok kedua : Alloh, RosulNya dan jihad.

Ketika kecintaan kepada kelompok pertama mendominasi sehingga mengurangi atau bahkan menyingkirkan kecintaan kepada kelompok kedua maka akan menuai ancaman sebagaimana yang tertera pada ayat di atas. Inilah yang disebut dengan ahabba.
Oleh karena itu, penulis kitab Alfutuhat Al Ilahiyyah berkata : ayat ini menunjukkan bahwa bila terjadi benturan satu dari bagian maslahat din dengan berbagai kepentingan dunia maka addin harus dimenangkan atas kepentingan dunia agar din ini terjaga keselamatannya

Maroji’ :
Alfutuhat Al Ilahiyyah,Sulaiman bin Umar Al “ajili Asy Syafi’i 2/ 272