Harta Dalam Pandangan Islam (12)

Harta Tidak Akan Setia Dengan Pemiliknya

Seorang tokoh karismatik yang memiliki pendukung setia, seorang ulama yang berwibawa di hadapan umatnya, seorang suami yang dicintai istri dan anaknya dan seorang guru yang sangat dihormati oleh murid-muridnya, bila akhirnya mati maka semua orang yang selama ini dekat dengannya akan meninggalkannya sendirian di alam kubur. Sehingga keliru bila cinta dikatakan setia sehidup semati.
Harta yang berlimpah, bila pemiliknya mati maka akan berpindah kepemilikannya kepada orang lain. Rumah yang megah, mobil yang mewah dan persawahan yang luas tidak akan ikut serta dimasukkan ke liang lahat. Kebersamaan kekayaan hanya berlaku manakala pemilknya masih hidup. Dengan kematiannya berarti putusnya hubungan antara keduanya. Alloh mengingatkan :

وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ

Dan Sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya [al an’am : 94]

Ibnu Abbas menafsirkan kata furoodaa (sendiri-sendiri) dengan mengatakan : sendiri tanpa ditemani harta dan anak

وَكُلُّهُمْ آَتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا

Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri [maryam : 95]
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi nasehat :

عَنْ أَنَس بْن مَالِكٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

Dari Anas bin Malik berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda : Mayit diikuti oleh tiga hal, yang dua kembali dan yang satu menetap; ia diikuti keluarga, harta dan amalnya, keluar dan hartanya kembali sedangkan amalnya menetap [HR Bukhori Muslim]

Maroji’ :
Tafsir Ibnu Abbas (maktabah syamilah) 1/149