Jangan Silau Dengan Harta
Barangkali ada di antara kita yang terkagum-kagum dengan kekayaan yang dimiliki orang kafir ? Penghasilan bintang film, pemain bola dan konglomerat papan atas ? Terbayang dalam benak sebagian di antara kita, ingin menjadi seperti mereka. Bagaimana seandainya angan-angan itu dikabulkan oleh Alloh, kita kaya seperti mereka akan tetapi kekufuran kita juga sama seperti kekufuran mereka kepada Alloh ? Wal ‘iyaadzu billah.
Hidup seadanya sementara iman masih tertancap dengan baik di dalam hati itu lebih berharga daripada kekayaan berlimpah sementara tidak memiliki setitik iman. Alloh mengingatkan :
فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam Keadaan kafir [attaubah : 55]
وَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَأَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka, dalam Keadaan kafir [attaubah : 85]
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi menyimpulkan ayat di atas dengan mengatakan : haram hukumnya kagum dengan prestasi materi yang diraih oleh orang kafir.
Syaikh Abdurrohman Nshir assa’di berkata : maksud ayat ini adalah : janganlah terpesona dengan apa yang Alloh berikan kepada mereka berupa melimpahnya harta dan anak. Itu bukan tanda akan kemuliaan mereka, justru yang ada adalah kehinaan. Pikiran mereka selalu sibuk untuk mengejarnya, khawatir bila lepas, sementara mereka tidak mampu untuk menikmatinya. Mereka selalu berada dalam kesulitan, lupa mengingat Alloh dan kampung akhirat hingga akhirnya meninggalkan dunia.
Maroji’ :
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi (maktabah syamilah) 2/97
Taisir Kalim Arrohman, Syaikh Abdurrohman Nashir assa’di (maktabah syamilah) 1/347