Harta Dalam Pandangan Islam (22)

Si Miskin Harta : Mayoritas Pengikut Nabi

Di saat Abu Sufyan (masih kafir) menghadap raja Heraklus. Terjadilah dialog seputar profil dakwah rosululloh shollallohu alaihi wasallam yang didustakan oleh kaumnya. Raja Heraklus bertanya :

فَأَشْرَافُ النَّاسِ يَتَّبِعُونَهُ أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ

Apakah yang mengikuti dia (rosululloh) adalah orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang rendah ?

Abu Sufyan menjawab :

بَلْ ضُعَفَاؤُهُمْ

Bahkan yang mengikutinya adalah orang-orang yang rendah

Raja Heraklus berkata :

وَكَذَلِكَ الرُّسُلُ

Memang begitulah yang menjadi para pengikut Rasul
Demikianlah, kenyataan mengatakan bahwa orang miskinlah mayoritas pengikut dakwah. Dalam alquran, Alloh menyebutkan penghinaan kaum kafir kepada para nabi dengan alasan mayoritas pengikutnya adalah kaum fakir. Di antaranya :

Pengikut kaum Nuh

قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ

Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya : Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti Kami, dan Kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang lekas percaya saja, dan Kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas Kami, bahkan Kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta [hud : 27]

Ibnu Abbas menafsirkan kata arodziluna (hina dina) dengan : orang rendahan dan kaum lemah
Pengikut kaum Sholih

قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آَمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ

Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka : Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi Rasul) oleh Tuhannya ?. mereka menjawab : Sesungguhnya Kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya. [al a’rof : 75]

Imam Ath Thobari menafsirkan kata ustudl’ifu (kaum lemah) dengan : orang miskin, bukan dari kalangan orang terpandang dan memiliki kedudukan
Pengikut kaum Musa

فَقَالُوا أَنُؤْمِنُ لِبَشَرَيْنِ مِثْلِنَا وَقَوْمُهُمَا لَنَا عَابِدُونَ

Dan mereka berkata : Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita (juga), Padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita ? [almu’minun : 47]

Imam Baidlofi menafsirkan kata lanaa ‘abidun (menghambakan diri kepada kami) dengan : pelayan yang senantiasa tunduk seperti para budak.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ قَالَ
قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ انْظُرْ مَاذَا تَقُولُ قَالَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ انْظُرْ مَاذَا تَقُولُ قَالَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَالَ إِنْ كُنْتَ تُحِبُّنِي فَأَعِدَّ لِلْفَقْرِ تِجْفَافًا فَإِنَّ الْفَقْرَ أَسْرَعُ إِلَى مَنْ يُحِبُّنِي مِنْ السَّيْلِ إِلَى مُنْتَهَاهُ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amru bin Nabhan bin Shafwan Ats Tsaqafi Al Bashri telah menceritakan kepada kami Rauh bin Aslam telah menceritakan kepada kami Syaddad Abu Thalhah Ar Rasibi dari Abul Wazi' dari 'Abdullah bin Mughaffal dia berkata bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sangat mencintai baginda. Beliau bersabda : Perhatikan apa yang kamu katakan. Dia berkata lagi: Demi Allah sungguh aku sangat mencintai baginda. Nabi bersabda lagi : Perhatikan apa yang kamu katakan. Dia berkata lagi : Demi Allah sungguh aku sangat mencintai baginda. tiga kali dia mengucapkannya, lalu beliau bersabda : Jia kamu mencintaiku maka persiapkanlah perisai untuk kefakiran, karena kefakiran lebih cepat kepada orang yang mencintaiku melebihi aliran menuju hilir. Telah menceritakan kepada kami Nashr bin 'Ali telah menceritakan kepada kami bapakku dari Syaddad Abu Thalhah dengan hadits yang semakna, Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib, adapun Abul Waza' Ar Rasibi namanya adalah Jabir bin 'Amru, dia adalah orang Bashrah.

Maroji’ :
Tafsir Ibnu Abbas (maktabah syamilah) 1/234
Tafsir Ath Thobari (maktabah syamilah) 12/542