Ketiganya adalah sahabat rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Tidak sedikit di antara nama-nama itu dimiliki oleh para sahabat dengan jumalah cukup banyak.
Nama Abdulloh, kita mendapatkan pada diri : Abdulloh ibnu Abbas, Abdulloh ibnu Umar, Abdulloh ibnu Mas’ud, Abdulloh ibnu Amru ibnu Ash, Abdulloh ibnu Ruwahah, Abdulloh ibnu Jahsyi dan masih banyak lagi. Tak jarang kita mendengar istilah Ubadalah sebagai singkatan dari orang yang memiliki nama Abdulloh.
Nama Zainab juga banyak dimiliki para sahabat. Diantaranya : Zainab istri dan puteri rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Termasuk Zainab istri Abdulloh bin Mas’ud sebagaimana yang tertera dalam hadits :
عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَتْ كُنْتُ فِي الْمَسْجِدِ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ تَصَدَّقْنَ وَلَوْ مِنْ حُلِيِّكُنَّ وَكَانَتْ زَيْنَبُ تُنْفِقُ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ وَأَيْتَامٍ فِي حَجْرِهَا قَالَ فَقَالَتْ لِعَبْدِ اللَّهِ سَلْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَجْزِي عَنِّي أَنْ أُنْفِقَ عَلَيْكَ وَعَلَى أَيْتَامٍ فِي حَجْرِي مِنْ الصَّدَقَةِ فَقَالَ سَلِي أَنْتِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْطَلَقْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدْتُ امْرَأَةً مِنْ الْأَنْصَارِ عَلَى الْبَابِ حَاجَتُهَا مِثْلُ حَاجَتِي فَمَرَّ عَلَيْنَا بِلَالٌ فَقُلْنَا سَلْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَجْزِي عَنِّي أَنْ أُنْفِقَ عَلَى زَوْجِي وَأَيْتَامٍ لِي فِي حَجْرِي وَقُلْنَا لَا تُخْبِرْ بِنَا فَدَخَلَ فَسَأَلَهُ فَقَالَ مَنْ هُمَا قَالَ زَيْنَبُ قَالَ أَيُّ الزَّيَانِبِ قَالَ امْرَأَةُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ لَهَا أَجْرَانِ أَجْرُ الْقَرَابَةِ وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ
Dari Zainab isteri 'Abdullah bin Mas’ud radliallahu 'anhua sama seperti ini, berkata,: Aku pernah berada di masjid lalu aku melihat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Kemudian Beliau bersabda : Bershadaqahlah kalian walau dari perhiasan kalian. Pada saat itu Zainab berinfaq untuk 'Abdullah dan anak-anak yatim di rumahnya. Dia ('Amru bin Al Harits) berkata,: Zainab berkata, kepada 'Abdullah : Tanyakanlah kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam apakah aku akan mendapat pahala bila aku menginfaqkan shadaqah (zakat) ku kepadamu dan kepada anak-anak yatim dalam rumahku. Maka 'Abdullah berkata, : Tanyakanlah sendiri kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Maka akupun segera berangkat untuk menemui rosululloh Shallallahu'alaihiwasallam dan aku mendapatkan seorang wanita Anshar di depan pintu yang sedang menyampaikan keperluannya seperti keperluanku. Kemudian Bilal lewat di hadapan kami maka kami berkata : Tolong tanyakan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, apakah aku akan mendapat pahala bila aku meninfaqkan shadaqah (zakat) ku kepada suamiku dan kepada anak-anak yatim yang aku tanggung dalam rumahku ?. Dan kami tambahkan agar dia (Bilal) tidak menceritakan siapa kami. Maka Bilal masuk lalu bertanya kepada Beliau. Lalu Beliau bertanya : Siapa kedua wanita itu ?. Bilal berkata, : Zainab. Beliau bertanya lagi : Zainab yang mana ?. Dikatakan : Zainab isteri 'Abdullah bin Mas’ud. Maka Beliau bersabda : Ya benar, baginya dua pahala, yaitu pahala (menyambung) kekerabatan dan pahala zakatnya [HR Bukhori Muslim]
Adapun nama Fathimah juga banyak dimiliki para sahabat. Mereka adalah : Fatimah binti Rasulullah, Fatimah binti Asad; Ummu Ali bin Abu Thalib, Fatimah binti Hamzah bin Abdul Muthallib dan ada juga Fathimah istri Uqoil bin Abu Tholib dan Fathimah binti Qois yang pernah dilamar Abu Jahm dan Muawiyyah tetapi akhirnya dinikah oleh Usamah bin Zaid atas kehendak dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Merekapun disebut Fawathim (orang yang memiliki nama Fathimah) :
عَنْ عَلِيٍّ أَنَّ أُكَيْدِرَ دُومَةَ أَهْدَى إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبَ حَرِيرٍ فَأَعْطَاهُ عَلِيًّا فَقَالَ شَقِّقْهُ خُمُرًا بَيْنَ الْفَوَاطِمِ
Dari Ali, bahwasannya Ukaidira Dumah pernah menghadiahkan selembar kain sutera kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau memberikannya kepada Ali seraya bersabda : Potonglah kain sutera ini untuk dibuat kerudung, dan bagikanlah kepada Fawathim. (yaitu Fatimah binti Rasulullah, Fatimah binti Asad; Ummu Ali bin Abu Thalib, dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Muthallib). [HR Bukhori, Muslim dan Nasa’i]
Maroji’ :
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Aysqolani 3/347