Dua orang sahabat yang diberi kelebihan oleh Alloh dalam hal membaca alquran. Abu Musa yang bersuara merdu sehingga mengundang pujian dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ يَا أَبَا مُوسَى لَقَدْ أُوتِيتَ مِزْمَارًا مِنْ مَزَامِيرِ آلِ دَاوُدَ
Dari Abu Musa radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda kepadanya : Wahai Abu Musa, sesungguhnya aku telah diberi Mizmar (seruling) dari Mazaamir (seruling) -nya keluarga Dawud [HR Bukhori Muslim]
Apa yang ada pada diri Abu Musa selaras dengan motifasi dari nabi shollallohu alaihi wasallam untuk membaca alquran dengan memadukan antara suara merdu dan irama yang menarik :
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ
Dari Al Bara` bin 'Azib ia berkata ; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda : Perindahlah Al Qur'an dengan suara kalian [HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Nasa’i]
عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ
Dari Sa'id bin Abu Sa'id, ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda : Bukan dari golongan Kami orang yang tidak mengiramakan bacaan Al Qur'an [HR Ahmad dan Abu Daud]
Pengarang Aunul Ma’bud menerangkan bahwa sebelum datangnya islam, orang Arab gemar mendendangkan syair. Mereka lakukan saat mengendarai onta, duduk santai di halaman dan kebanyakan dari seluruh kegiatannya. Ketika Alloh turunkan alquran maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam sangat berkeinginan agar quran menyingkirkan dendangan lagu itu.
Adapun keistimewaan Ibnu Mas’ud bukan terletak pada indahnya suara melainkan karena pembawaan dan penghayatannya saat membaca alquran sehingga mampu membuat rosululloh shollallohu alaihi wasallam bercucuran air mata sebagaimana riwayat :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَأْ عَلَيَّ قُلْتُ آقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ فَإِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ سُورَةَ النِّسَاءِ حَتَّى بَلَغْتُ فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا قَالَ أَمْسِكْ فَإِذَا عَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ
Dari 'Abdullah bin Mas’ud berkata ; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku : Bacakanlah Al Qur'an kepadaku ! Aku berkata ; Bagaimana aku membacakan kepadamu, padahal Al Qur'an diturunkan kepadamu? Beliau menjawab : Sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari orang lain. Lalu aku membacakan kepada beliau surat An Nisa hingga tatkala sampai ayat; Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu (An Nisa; 41), beliau berkata; 'Cukup.' Dan ternyata beliau mencucurkan air mata (menangis) [HR Bukhori Muslim]
Apa yang ada pada diri Ibnu Mas’ud selaras dengan firman Alloh :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Rob mereka bertawakkal [al anfal : 2]
Demikianlah kelebihan yang Alloh karuniakan pada diri Ibnu Mas’ud hingga akhirnya tidak ada satupun yang mendengar mauidzohnya kecuali akan terkesan dan memintanya untuk memperbanyaknya :
عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ كَانَ عَبْدُ اللَّهِ يُذَكِّرُ النَّاسَ فِي كُلِّ خَمِيسٍ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ لَوَدِدْتُ أَنَّكَ ذَكَّرْتَنَا كُلَّ يَوْمٍ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يَمْنَعُنِي مِنْ ذَلِكَ أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ أُمِلَّكُمْ وَإِنِّي أَتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ كَمَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِهَا مَخَافَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا
Dari Abu Wa'il berkata; bahwa Abdullah memberi pelajaran kepada orang-orang setiap hari Kamis, kemudian seseorang berkata : Wahai Abu Abdurrahman, sungguh aku ingin kalau anda memberi pelajaran kepada kami setiap hari dia berkata : Sungguh aku enggan melakukannya, karena aku takut membuat kalian bosan, dan aku ingin memberi pelajaran kepada kalian sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi pelajaran kepada kami karena khawatir kebosanan akan menimpa kami [HR Bukhori Muslim]
Maroji’ :
Aunul Ma’bud, Abu Thoyyib Muhammad Syamsuddin Alhaq Al ‘Adzim Abadi 3/215