Sihir, Karomah Dan Mu’jizat

Ada kesamaan dan perbedaan antara ketiganya. Abu Muhammad Almaqdisi dalam kitab fathul majid mendefinisikan sihir dengan mengatakan : azimat, jampi dan buhulan-buhulan yang berpengaruh pada hati dan badan yang bisa berakibat sakit, terbunuh atau berpisahnya suami istri. Begitulah tukang sihir dalam modus kejahatannya. Si korban bisa sakit bahkan mati atau berantakannya hubungan suami istri. Kitapun sering mendengar istilah santet, pelet dan pengasihan sebagai bagian dari sihir.
Karomah menurut Syaikh Sholih Fauzan memiliki makna : kejadian luar biasa yang di luar kebiasaan yang Alloh berikan kepada para waliNya (yaitu orang beriman). Ketika Umar bin Khothob berada di Madinah, tiba-tiba Alloh tampakkan padanya pasukan umat islam yang sedang bertempur di Syam. Umar menilai strategi pasukan salah sehingga Umarpun berteriak “ Wahai pasukan, berlindunglah di balik bukit ! “ Dengan jelas suara itu terdengar oleh para prajurit sehingga mereka segera berlindung di balik bukit. Sungguh peristiwa luar biasa, suara Umar di Madinah terdengar jelas di negeri Syam yang berjarak sangat jauh.
Mu’jizat adalah anugerah Alloh kepada para nabi. Syaikh Umar Sulaiman Abdulloh Al Asyqor menyitir pendapat Alfakhru Alrozi tentang definisi mu’jizat : kejadian yang di luar kebiasaan yang diikuti oleh kemampuan melawan dan selalu selamat dari kekalahan.
Setelah mengetahui definisi ketiganya maka kita bisa mengetahui letak perbedaan dan kesamaannya :
1.       Mu’jizat dan karomah datang dari Alloh, sihir datangnya dari setan.
2.       Mu’jizat Alloh berikan bagi nabi dan rosul, karomah Alloh berikan bagi waliNya dari kalangan orang beriman, sihir pemberian setan yang ditujukan untuk orang kafir.
3.       Mu’jizat dan karomah tidak dipelajari, ia murni anugerah dari Alloh. Adapun sihir hanya didapat dengan belajar dengan cara melanggar aturan Alloh dan perbuatan syirik adalah syarat utama bagi yang menginginkan ilmu sihir. Semakin tinggi tingkatan kesyirikan seseorang maka akan semakin tinggi pula pemberian setan akan kedigdayaannya.
4.       Mu’jizat dan karomah tidak selalu datang berulang. Sihir bisa dilakukan kapan dan di mana saja.
5.       Mu’jizat dan karomah membentuk hamba Alloh menjadi semakin tawadlu dan mengetahui akan kebesaranNya. Riya dan sombong adalah ciri khas para tukang sihir.
6.       Mu’jizat dan karomah datang untuk melindungi dakwah. Sihir selalu bertentangan dengan tauhid.
7.       Mu’jizat dan karomah bisa merubah hakekat. Semisal di saat Musa melempar tongkatnya maka tongkat itu benar-benar berubah wujud menjadi ular. Berbeda dengan sihir yang sama sekali tidak bisa merubah hakekat. Tali temali yang dilempar tukang sihir sama sekali tidak berubah. Ia tetap tali, hanya saja pandangan manusia melihat seolah yang dilihatnya adalah ular padahal pandangan mata mereka saja yang berhasil dikelabuhi. Hal ini berdasar firman Alloh :
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ نَحْنُ الْمُلْقِينَ  قَالَ أَلْقُوا فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ  وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ  
115. Ahli-ahli sihir berkata : Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah Kami yang akan melemparkan ?
116. Musa menjawab : Lemparkanlah (lebih dahulu) ! Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyihir pandangan mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (mena'jubkan).
117. Dan Kami wahyukan kepada Musa : Lemparkanlah tongkatmu !. Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sihirkan  [al a’rof : 115-117]
Maroji’ :
Fathul Majid, Syaikh Abdurrohman Hasan Alu Syaikh hal 222
Kitab tauhid (terjemahan), Syaikh Sholih bin Fauzan bin Abdulloh Alfauzan 3/171
Arrusul Warrisalat, Syaikh Umar Sulaiman Abdulloh Al Asyqor hal 123