Diberi Kesulitan, Mencari Solusi Yang Dianggap Mudah

Fiqih Mudah (13)
Bila anda ingin sehat terus dan tidak pernah sakit, selalu tersenyum tidak mengenal tangisan, badan segar dan tidak mengalami kelelahan, tak ada ujian dan musibah …. itu hanya anda dapatkan di dalam aljannah.
Selagi anda berada di dunia, ujian akan datang silih berganti sebagai tanda bahwa Alloh sedang mencintai kita :
إن عظم الجزاء مع عظم البلاء  وإن الله تعالى إذا أحب قوما ابتلاهم فمن رضي فله الرضا ومن سخط فله السخط  
Sesungguhnya besarnya balasan itu sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala jika mencintai suatu kaum, maka Ia akan mengujinya, barang siapa yang ridho akan ujian itu maka baginya keridhoan Allah, dan barang siapa yang marah/benci terhadap ujian tersebut, maka baginya kemurkaan Allah  [HR Imam Turmudzi]
Sayang, manusia mensikapinya dengan pandangan yang buruk. Dia anggap Alloh tidak adil dengan membuat perbandingan yang ngawur. Orang kafir yang banyak dosa, saudaranya sesama muslim yang malas beribadah diberi kesuksesan sementara dirinya yang senantiasa bertaqorrub kepada Alloh, sering terkena musibah, sakit tak kunjung sembuh dan sejumlah keluhan lainnya. Tak jarang mereka mencari jalan pintas, yaitu bunuh diri. Seolah dengan begitu himpitan kesulitannya akan berakhir. Padahal hakekatnya, ia menjauhi kesulitan dan menuju kesulitan baru yang lebih berat.
Ada orang yang tidak sabar dengan kefakiran yang ia alami. Usaha kecil-kecilan yang ia geluti dirasakan terlalu lambat. Ia isti’jal (terburu-buru) jalan pintas yang ia tempuh adalah datang ke paranormal, atau tempat-tempat pesugihan.
Nas alullooha al’afiyyah, semoga kita bukan orang yang berada di dalam kesulitan mencari jalan yang nampak mudah tapi justru mengundang murka Alloh.