Fiqih Mudah (35)
Pada awal risalah, rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersama para sahabat berada dalam kondisi sengsara. Seiring dengan hijroh dan kemenangan yang diraih dalam banyak peperangan sehingga umat islam mampu menaklukkan negeri-negeri kafir, duniapun Alloh bentangkan. Merekapun merasakan berlimpahnya kesenangan dunia.
Rupanya kondisi ini membuat resah nabi shollallohu alaihi wasallam. Beliau mengkhawatirkan sesuatu yang tidak disadari para sahabat. Beliau bersabda :
فوالله ما الفقر أخشى عليكم ولكني أخشى أن تبسط الدنيا عليكم كما بسطت على من كان قبلكم، فتنافسوها كما تنافسوها، فتهلككم كما أهلكتهم
Demi Alloh bukan kefakiran yang aku khawatirkan terjadi pada diri kalian, akan tetapi yang aku khawatirkan adalah dibentangkannya dunia pada diri kalian sebagaimana yang pernah dibentangkan pada kaum sebelum kalian. Lalu kalian berlomba-lomba untuk meraihnya sebagaimana yang mereka lakukan. Kalian celaka sebagaimana mereka celaka [muttafaq alaih]
Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin mengomentari hadits di atas dengan mengatakan : ini sudah merupakan realita. Lihatlah kondisi sekarang, saat berada dalam kefakiran manusia sangat dekat dengan Alloh. Ketika harta berlimpah, yang terjadi adalah banyaknya manusia berpaling dari Alloh. Lalu mereka bertindak melampaui batas. Akhirnya yang dicari adalah gemerlapnya dunia dan perhiasannya …. Kendaraan, rumah, tempat tidur, pakaian. Mereka berbangga-bangga dengannya selanjutnya berpaling dari akhirat.
Koran, majalah dan sebagainya tidak memuat berita kecuali kemewahan dunia dan apa yang berkaitan dengannya. Mereka lupa akhirat, manusiapun rusak kecuali yang dikehendaki Alloh. Walhasil, dunia bila terbentang (kita memohon kepada Alloh agar menjaga kita dari keburukan dunia) akan mendatangkan keburukan, membuat manusia melampaui batas.
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى أَنْ رَآَهُ اسْتَغْنَى
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena Dia melihat dirinya serba cukup [al alaq : 6-7]
Dulu Firaun pernah berkata kepada kaumnya
وَنَادَى فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الْأَنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي
Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata : Hai kaumku, Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku [azzukhruf : 51]
Alangkah baiknya, bagi yang pernah mengalami masa sulit, lalu karuniakan kemudahan dengan kekayaan untuk waspada diri. Senantiasa dekat dengan orang faqir, melazimi majlis ilmu dan tidak menjauhkan diri dari jamaah umat islam lewat masjid.
Maroji’ :
Syarh Riyadlush Sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/791