Fiqih Mudah (11)
Rosululloh adalah tokoh dunia terkemuka yang begitu mudah untuk ditemui oleh siapa saja. Bagi siapa yang ingin berjumpa dengan beliau di rumah, para tamu tidak akan mendapatkan birokrasi yang berbelit, bahkan birokrasi itu tidak ada. Hadits di bawah ini adalah buktinya :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِامْرَأَةٍ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي قَالَتْ إِلَيْكَ عَنِّي فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِي وَلَمْ تَعْرِفْهُ فَقِيلَ لَهَا إِنَّهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَتْ بَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ لَمْ أَعْرِفْكَ فَقَالَ إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى
Dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata, : Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pernah berjalan melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kubur. Maka Beliau berkata, : Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Wanita itu berkata : Pergilah dari sisiku ! Kamu tidak mengerti keadaan saya, karena kamu tidak mengalami mushibah seperti yang aku alami. Wanita itu tidak mengetahui jika yang menasehati itu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Lalu diberi tahu : Sesungguhnya orang tadi adalah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Spontan wanita tersebut mendatangi rumah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam namun dia tidak menemukan penjaga pintu (satpam). Setelah bertemu dia berkata ; Maaf, tadi aku tidak mengetahui anda. Maka Beliau bersabda : Sesungguhnya sabar itu pada kesempatan pertama saat datang mushibah [HR Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i]
Inilah sikap pribadi beliau yang begitu mudah untuk ditemui dan senantiasa mempermudah urusan umatnya. Tidak itu saja, sifat inipun tercermin pada ajaran yang beliau terapkan kepada kaum muslimin. Ketika kedudukan alfatihah adalah bacaan wajib bagi orang yang sholat, sementara karena keislamannya yang baru seumur nyamuk maka beliau memberikan pemakluman dengan bersabda :
عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ إِنِّي لَا أَسْتَطِيعُ أَنْ آخُذَ مِنْ اَلْقُرْآنِ شَيْئًا فَعَلِّمْنِي مَا يُجْزِئُنِيٌ مِنْهُ قَالَ سُبْحَانَ اَللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلٌ وَلَا قُوَّةً إِلَّا بِاَللَّهِ اَلْعَلِيِّ اَلْعَظِيمِ . . .
Abdullah Ibnu Aufa Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang laki-laki datang menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam seraya berkata : Sungguh aku ini tidak bisa menghafal satu ayat pun dari al-Qur'an maka ajarilah diriku sesuatu yang cukup bagiku tanpa harus menghapal al-Qur'an. Beliau bersabda : Bacalah subhanallaah walhamdulillah walaa ilaaha illallaah wallaahu akbar walaa haula walaa quwwata illa billaahil 'aliyyil 'adziim (artinya : Maha Suci Allah segala puji hanya bagi Allah tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Allah Maha Besar tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung) [HR Ahmad Abu Dawud dan Nasa'i]