Fiqih Mudah (20)
Ketika menerima uang gajian, bonus atau THR terkadang penyakit pelit kambuh. Seharusnya ada sedikit yang bisa disisihkan untuk faqir miskin. Kalau uang melimpah ada di tangan saja berat untuk diinfaqkan, bagaimana kalau kita berada saat tanggal tua, baru saja di PHK atau melihat anak merengek minta dibelikan sesuatu sementara tagihan hutang menumpuk ?
InsyaAlloh hal itu tidak memberatkan bagi orang yang dirahmati Alloh. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اَللَّهِ أَيُّ اَلصَّدَقَةِ أَفْضَلُ? قَالَ جُهْدُ اَلْمُقِلِّ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya : Wahai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sedekah apakah yang paling mulia? Beliau menjawab : Sedekah dari orang yang tak punya [HR Ahmad dan Abu Dawud]
Terkadang kita mudah berkeluh kesah dengan penyakit ringan yang kita derita dan menjadikannya sebagai uzur untuk tidak menghadiri sholat berjamaah dan majlis taklim. Itu tidak terjadi pada diri rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Dalam keadaan payah, beliau minta dipapah oleh Ali dan Ibnu Abbas sehingga beliau tetap menunaikan sholat di masjid. Suatu saat penyakit beliau bertambah berat. Ibnu Mas’ud menengok beliau dan sempat terjadi dialog antara keduanya :
عَنْ ابن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال دخلت عَلَى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وهو يوعك فقلت يا رَسُول اللَّهِ إنك توعك وعكا شديدا. قال أجل إني أوعك كما يوعك رجلان مِنْكم قلت ذلك أن لك أجرين. قال أجل ذلك كذلك، ما مِنْ مسلم يصيبه أذى شوكة فما فوقها إلا كفر اللَّه بها سيئاته، وحطت عَنْه ذنوبه كما تحط الشجرة ورقها مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ
Dari Ibnu Mas’ud rodliyallohu anhu : Au masuk menengok nabi shollallohu alaihi wasallam yang tengah terbaring sakit. Aku berkata : Ya rosulalloh, Engkau sedang sakit sangat berat ? Beliau menjawab : Benar, penderitaanku ini dua kali lipat yang dialami oleh kalian. Aku berkata : Apakah dengan begitu engkau mendapat dua pahala ? Beliau bersabda : Benar demikian, tidaklah seorang muslim mendapat luka oleh duri dan yang lebih dari itu kecuali Alloh akan tutupi kesalahannya dan digugurkan dosa baginya sebagaimana pohon yang berguguran dedaunnya [muttafaq alaih]
Di saat penderitaan beliau sedang memuncak dan nampak kepanikan pada diri Fatimah puteri beliau, dengan tegar beliau bersabda untuk menenangkannya :
ليس عَلَى أبيك كرب بعد اليوم
Tidak ada duka cita pada diri ayahmu setelah hari ini
Sebagai pelengkap, marilah kita renungkan kisah di bawah ini.
Abu Yazid Arrobi’ Alkhuwaitsim ulama jaman tabiin yang sudah renta, yang sudah tak kuasa berjalan, di saat adzan terdengar ia meminta puteranya dan Mundzir temannya untuk memapahnya ke masjid. Ketika Mundzir bertanya “ wahai Abu Yazid, bukankah Alloh memberikan rukhshoh (keringanan) buat anda untuk sholat di rumah ? “ Abu yazid menjawab : benar, akan tetapi aku mendengar hayya ‘alal falah ( mari menuju kepada kemenangan) sungguh ! barangsiapa yang mendengar seruan ini maka hendaknya ia mendatanginya meskipun dengan merangkak.