Fiqih Mudah (19)
Orang bilang, jadi orang miskin tidak enak. Datang tidak dikenal, pergi tidak dicari. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
طوبى لعبد أخذ بعنان فرسه في سبيل الله ، أشعث رأسه، مغبرة قدماه، إن كان في الحراسة كان في الحراسة، وإن كان في الساقة كان في الساقة، إن استأذن لم يؤذن له، وإن شفع لم يشفع
Berbahagialah seorang hamba yang memacu kudanya (berjihad dijalan Allah), dengan kusut rambutnya, dan berdebu kedua kakinya (menunjukkan bahwa dirinya adalah orang miskin), bila ia ditugaskan sebagai penjaga, dia setia berada di pos penjagaan, dan bila ditugaskan digaris belakang, dia akan tetap setia digaris belakang, jika ia minta izin (untuk menemui raja atau penguasa) tidak diperkenankan, dan jika bertindak sebagai pemberi syafa'at (sebagai perantara) maka tidak diterima perantaraannya [HR Bukhori]
Bandingkan dengan orang kaya. Kemanapun ia pergi akan ditemani mobil dengan supirnya yang setia. Mau naik haji, tidak perlu repot dan antri seperti haji reguler. Ia bisa memilih biro haji plus. Perut lapar, maka pembantu siap menyajikan makanan dengan beragam menu.
Kendati demikian, rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi kabar gembira kepada kaum faqir dan mengingatkan orang kaya :
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يدخل الفقراء الجنة قبل الأغنياء بخمسمائة عام
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu : Bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : Orang-orang faqir akan masuk ke dalam aljannah terlebih dahulu dari orang-orang kaya dengan jarak 500 tahun [HR Tirmidzi]
Syaikh Mushthofa Albugho menerangkan bahwa orang kaya terlambat masuk aljannah dibanding dengan orang faqir dikarenakan mereka harus menghadapi hisab terhadap hartanya. Alloh akan meminta pertanggungjawaban darimana harta diperoleh, dimana ia tempatkan dan kemana ia habiskan.
Maroji’ :
Nuzhatul Muttaqin, Syaikh Mushthofa Albugho 1/364