Albait Dalam Alquran (12)
Ada sebagian umat islam yang memiliki azm yang sangat kuat untuk mengadakan ziarah yang sering disebut wisata rohani ke beberapa masjid yang bernilai sejarah atau masjid yang memiliki corak bangunan mewah yang membuat orang tertarik mengunjunginya. Mereka beranggapan bahwa itu bagian dari ibadah. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam menepis anggapan itu dengan bersabda :
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إلاَّ إلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِى هذَا وَالْمَسْجِدِ الأَقْصَى
Janganlah menetapkan kesungguhan dalam kunjungan ibadah selain kepada tiga masjid, yaitu : Masjidil harom, masjidku ini (masjid nabawi) dan masjidil aqsho [HR Bukhori Muslim]
Berdasarkan hadits ini bisa disimpulkan bahwa kunjungan yang bersifat ibadah hanya berlaku bagi tiga masjid. Sehingga siapa saja yang datang ke Madinah dengan tujuan utama berziarah ke makam rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah satu kesalahan atau mengunjungi Mekah dengan niat utama datang ke gua Hiro adalah kesalahan yang besar.
Pendakian ke gua tsur hanyalah kegiatan tambahan dari ibadah umroh di baitulloh. Berziarah ke makam nabi shollallohu alaihi wasallam adalah hanya efek dari kedatangan kita ke masjid nabawi. Demikian juga perjalanan kita ke masjid quba meski itu sangat dianjurkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagaimana sabda beliau :
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَ أتَى مَسْجِدَ قُبَاءَ فَصَلَّى فِيْهِ صَلاَةً كَانَ لَهُ أجْرُ عُمْرَةٍ
Barangsiapa bersuci dari rumahnya lalu pergi menuju masjid quba. Selanjutnya menunaikan sholat di dalamnya dengan sholat apa saja maka baginya pahala umroh [HR Ibnu Majah]