Kenapa Awwalul Bait Harus Di Mekah ?

Albait Dalam Alquran (4)
Alloh Ta’ala berfirman :
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ
Wahai Rob kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati [ibrohim : 37]
Bagi yang pernah mengunjungi Mekah, niscaya kita akan mendapatkan kenyataan bahwa Mekah adalah negeri dengan cuaca panas, tandus, sedikit pohon yang bisa tumbuh. Mata air hanya terdapat di sumur zam-zam. Bisa kita bayangkan bila kita mengunjunginya pada ribuan tahun lalu tentu kita tidak akan tertarik untuk mengunjungi, apalagi tinggal di dalamnya.
Inilah rahasianya, kenapa baitul harom ditempatkan oleh Alloh di Mekah. Secara singkat ada empat rahasia yang terkandung di dalamnya :
1.       Alloh memutus pengharapan penduduknya kepada selainNya hingga mereka tidak bertawakal kecuali kepadaNya
2.       Tidak mungkin ada orang besar yang condong dengan kehidupan dunia untuk tertarik tinggal di dalamnya.
3.       Agar tidak ada orang yang datang ke Mekah dengan tujuan mendapat keuntungan materi seperti berdagang selain beribadah kepada Alloh.
4.       Alloh menampakkan mulianya kefakiran hingga menempatkan masjidil harom di tempat yang sangat sedikit potensi dunianya.
5.       Untuk menunjukkan bahwa ka’bah hanya didirikan bagi orang yang kosong hatinya dari ambisi dunia.
Kenyataan yang kita lihat sekarang adalah sangat berbeda. Ketika akhirnya Mekah memiliki daya tarik luar biasa dengan membludaknya jamaah haji dan umroh, manusia berlomba-lomba untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan keuntungan akhirat. Munculnya KBIH dan travel haji plus yang memasang tarif begitu tinggi dengan menjanjikan fasilitas mewah, sementara manasik ibadah tidak diperhatikan dengan baik. Para pengelolanya yang kosong dari akhlaq islam begitu semanagatnya menawarkan jasa usahanya.
Perhatikan para pemilik biro. Cara makannya, ibadah kesehariannya dan sikapnya antara ambisi dunia dan keinginan untuk menggapai kebahagaian akhirat. Sungguh sangat drastis. Wal iyaadzu billah !!
Maroji’ :
Albuyut Fil Quranil Kariim, Sa’dun Jum’ah Hamadi Alhalbusi hal 42