Albait Dalam Alquran (3)
Alloh Ta’ala berfirman :
وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَنْ لَا تُشْرِكْ بِي شَيْئًا وَطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan) : Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud [alhajj : 26]
Ayat di atas menerangkan bahwa awwalul bait (masjidil harom) didirikan untuk tujuan tauhid. Pada ayat di atas Alloh memberi mandat agar masjidil harom tidak dicemari dengan perbuatan syirik dan disucikan dari najis sehingga membuat nyaman orang yang thowaf, beribadah (i’tikaf) dan sholat.
Ketika Alloh memerintahkan masjidil harom harus berada dalam kondisi suci dari najis, sementara najis terbagi menjadi dua :
Najis ma’nawi yaitu perbuatan syirik
Najis hissi (benda) seperti kencing, kotoran manusia dan air liur anjing
Sementara para ulama sepakat bahwa najis ma’nawi (syirik) lebih buruk daripada najis ma’nawi. Tetapi kenyataan yang menyedihkan adalah bahwa Amru bin Luhay Alkhoza’i mempelopori perbuatan syirik dengan menempatkan patung di sekeliling masjidil harom sehingga berdirilah 360 patung yang disembah beratus tahun. Tercemarlah millah Ibrohim. Dengan izin Alloh kesemuanya dihancurkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam pada peristiwa fathu Mekah.
Kini bila musim haji tiba, pemandangan sikap ghuluw yang menjurus ke syirik nampak kembali. Tak sedikit jamaah haji yang mengusap-usap surban mereka di dinding ka’bah dengan harapan mendapat keberkahan.
Tidak aneh bila ada ulama yang mengatakan bahwa barangsiapa yang melakukan perbuatan syirik di masjidil harom maka ia dinilai telah menyelisihi tujuan utama didirikannya masjidil harom. Atau boleh kita sebut ia telah merobohkan masjidil harom. Kedzoliman apalagi yang lebih besar dari perbuatan syirik ?
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya syirik adalah kedzaliman yang teramat besar [luqman : 13]
Maroji’ :
Albuyut Fil Quranil Kariim, Sa’dun Jum’ah Hamadi Alhalbusi hal 35