Albait Dalam Alquran (44)
عن أبي موسى رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال إذا مات ولد العبد قال اللَّه تعالى لملائكته قبضتم ولد عبدي؟ فيقولون نعم فيقول قبضتم ثمرة فؤاده؟ فيقولون نعم فيقول فماذا قال عبدي؟ فيقولون حمدك واسترجعك، فيقول اللَّه تعالى ابنوا لعبدي بيتاً في الجنة وسموه بيت الحمد
Dari Abu Musa rodliyallohu anhu : Bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Bila anak seorang hamba mati, Alloh berfirman kepada malaikat : Apakah engkau sudah cabut nyawa anak dari seorang hambaKu ? Mereka menjawab : Benar! Alloh berfirman : Kalian cabut buah hatinya ? Mereka menjawab : Benar ! Alloh berfirman : Apa yang diucapkan hambaKu ? Mereka berkata : Ia memujimu dengan mengucapkan Alhamdulillah dan istirja’ (mengucapkan innaalillaahi wainnaa ilaihi rooji’un). Alloh Ta’ala berfirman : Bangunkan buat hambaKU satu rumah di dalam aljannah dan berikan nama “ Baitul Hamdi “ [HR Tirmidzi]
Hadits di atas adalah dialog antara Alloh dengan malaikat. Alloh sebagai pihak penanya, sedang malaikat adalah kelompok penjawab. Bukan berarti Alloh tidak mengetahui apa yang terjadi.
Pada hadits itu Alloh menyebut anak sebagai tsamrotu fuaad (buah hati), karena anak adalah hasil dari seorang bapak, sebagaimana buah adalah hasil dari sebuah tanaman. Yang menarik dari hadits ini adalah ucapan orang tua di saat mengetahui kematian anaknya, yaitu Alhamdulillah dan innaalillaahi wainnaa ilahi rooji’un. Ia adalah dua kalimat yang menggabungkan antara syukur dan sabar. Sungguh mencari orang bersabar ketika musibah menimpa adalah sangatlah mudah. Akan tetapi mendapati orang yang masih mampu bersyukur dengan penderitaan adalah sesuatu yang sulit untuk ditemui.
Ketika alhamdu diucapkan orang tua untuk menyikapi kematian puteranya, maka Alloh bangunkan untuknya rumah bernama alhamdu. Aljaza’ minjinsil amal (balasan, Alloh sesuaikan dengan perbuatan)
Maroji’ :
Tuhfatul Ahwadzi, Abul Ula Muhammad Abdurrohman bin Abdurrohim Almubarokfuri 3/456