Albait Dalam Alquran (27)
Pertemuan antara rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersama umatnya terkadang terjadi di masjid, di medan perang, di kebun kurma sembari duduk santai dan terkadang pula di rumah beliau.
Orang Arab jahiliyyah terbiasa memasuki rumah siapa saja tanpa harus permisi kepada yang punya rumah sementara rumah rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah rumah yang mulia. Di dalamnya tinggal ummahatul mu’minin, turunnya wahyu tak jarang terjadi di rumah beliau dan di dalamnyalah kemuliaan memancar. Agungnya rumah nabi shollallohu alaihi wasallam menyebabkan Alloh memberi aturan bagi siapa saja yang bertamu ke tempat tinggal beliau. Diantara peraturan itu adalah :
· Tidak memasukinya hingga mendapat izin dari beliau
· Tidak berharap dan menunggu masakan terhidang
· Tidak memperpanjang percakapan, bila sudah selesai urusan maka segera pulang
· Menggunakan tabir bila hendak berurusan dengan istri nabi shollallohu alaihi wasallam
Empat aturan singkat ini terangkum dalam alquran :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah Amat besar (dosanya) di sisi Allah [al ahzab : 53]
Asbabunnuzul ayat ini adalah ketika seseorang bertamu ke rumah nabi shollallohu alaihi wasallam, ia memperpanjang percakapan. Beliaupun keluar rumah tiga kali dengan harapan orang itu segera pergi. Tidak berapa lama Umar bertamu dan melihat di wajah beliau tanda ketidaksukaan. Umar berkata kepada orang itu “ Barangkali engkau telah mengganggu nabi shollallohu alaihi wasallam ? “ Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda “ Aku telah berdiri dan keluar tiga kali dengan harapan dia mengikutiku tapi dia tidak melakukannya “ Umar berkata kepada beliau “ Ya rosululloh, seandainya engkau memasang hijab karena istri-istri engkau tidak sama dengan wanita-wanita lain karena hati mereka lebih bersih “
Pada riwayat lain disebutkan bahwa ketika nabi shollallohu alaihi wasallam menikah dengan Zainab, beliau mengundang para sahabat. Ketika mereka sudah selesai makan, mereka asyik bercakap di rumah beliau sementara istri beliau duduk dengan menghadapkan wajahnya ke arah dinding.
Maroji’ :
Albuyut Fil Quranil Kariim, Sa’dun Jum’ah Hamadi Alhalbusi hal 192, 196-197