(yang bersifat sementara)
Manusia diciptakan oleh Alloh dalam keadaan bodoh. Si kecil yang lahir tidak memiliki ilmu. Usia balita, adalah masa dimana anak banyak bertanya, yang menunjukkan ketidaktahuannya terhadap alam sekitar. Kenyataan ini difirmankan oleh Alloh :
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur [annahl : 78]
Seiring dengan waktu kepintarannya bertambah. Hingga usia senja ia masuki. Sedikit demi sedikit memori yang ada di otaknya hilang. Kepikunan menghampirinya. Alloh sudah menggariskan hal ini :
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ
Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa [annahl : 70]
Imam Zamakhsyari menafsirkan ardzalul ‘umr (umur yang paling lemah) adalah usia tujuh puluh lima tahun dimana dirinya menjadi seperti anak-anak dalam hal lupa terhadap memori.
Inilah yang dirasakan oleh Zaid bin Arqom, sehingga ketika dirinya diminta oleh Yazid bin Hayyan, Hushain bin Sabroh dan Amru bin Muslim untuk menyampaikan sebuah hadits dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam maka dirinya menjawab :
يا ابن أخي والله لقد كبرت سني، وقدم عهدي، ونسيت بعض الذي كنت أعي من رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، فما حدثتكم فاقبلوا، وما لا فلا تكلفونيه
Wahai anak saudaraku, aku sudah tua. Sudah dekat ajalku. Aku sudah lupa terhadap sebagian yang pernah aku hapal dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Oleh karena itu, apa yang nanti aku sampaikan, silahkan diterima dan apa yang aku tidak mampu menyampaikannya maka jangan beri beban kepadaku [HR Muslim]
Syaikh Mushthofa Albugho berkata : Usia tua mendorong seseorang untuk lupa dan mengurangi daya ingat sehingga dianjurkan untuk tidak mengambil hadits dari seseorang yang usianya di atas delapan puluh tahun karena dikhawatirkan munculnya ikhtilath (bercampur aduknya riwayat hadits)
Maroji’ :
Tafsir Zamakhsyari (maktabah syamilah)
Nuzhatul Muttaqin, Syaikh Mushthofa Albugho 1/275