Kekuatan Fisik Dan Ketampanan

(yang bersifat sementara)
Di usia dua puluhan, pemain bola berada dalam masa keemasan. Segudang prestasi ia raih. Namanya harum dan dielu-elukan. Ketika usia menginjak tiga puluh tahun, sinarnya mulai redup. Kini sering duduk di bangku cadangan dan pemilik klubpun akhirnya tidak memperpanjang masa kontraknya. Jadilah ia menjadi mantan pemain bola.
Di usia dua puluhan, petinju berada dalam masa kejayaan. Tenaganya sangat berisi. Itu bisa dilihat dari pukulannya yang selalu mampu mengkanfaskan lawan-lawannya. Seiring dengan waktu, usia tiga puluahn ia masuki. Kekuatannya berkurang. Akhirnya dirinya menjadi korban KO dari lawannya yang lebih muda.
Dulu, sewaktu masa usia balita, kita sering sakit-sakitan yang membuat sang ibu berkurang waktu istirahatnya. Menginjak usia remaja, terlihat badan kita kekar. Kekuatan fisik terlihat saat kita mengikuti kegiatan olahraga. Waktupun berlalu hingga usia empat puluhan dimasuki. Satu persatu penyakit mulai menjangkiti tubuh. Kulit yang mulai keriput, rambut yang memutih dan cara jalan yang mulai lemah. Suatu masa yang tidak mungkin dihindari setiap manusia yang hidup. Untuk inilah Alloh mengingatkan kita :
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa  [arrum : 54]
Ayat ini menerangkan tiga fase hidup manusia :
1.       Fase lemah : yaitu saat masih berupa air mani dan masa kanak-kanak
2.       Fase kuat : yaitu masa remaja
3.       Fase lemah : yaitu masa tua
Semoga kita bukan bagian dari orang yang menyombongkan diri karena kekuatan fisik kita karena toh masa itu akan berlalu dan berakhir dengan kelemahan
Maroji’ :
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi (maktabah syamilah)