(yang bersifat sementara)
Saat menjadi pengantin baru, pasangan suami istri sedemikian mesranya. Tidak ada yang terlihat kecuali senyuman yang tersungging dari mulutnya. Seiring waktu, masing-masing memperlihatkan karakter asli yang terkadang membuat kaget lawan pasangannya. Belum ditambah dengan masalah-masalah yang datang yang berujung kepada pertengkaran terjadi di rumah.
Itulah bumbu bahtera pernikahan. Adakalanya mesra, pada waktu lain muncul pertengkaran. Terkadang hubungan begitu hangat, di lain hari mendingin. Demikianlah seterusnya.
Bagi rosululloh shollallohu alaihi wasallam, Aisyah adalah istri paling dicinta. Kendati demikian, tidak bisa dihindari terkadang kehangatan antara keduanya sedikit berkurang.
Suatu saat, nabi shollallohu alaihi wasallam berkata kepada Aisyah bahwa beliau tahu kondisinya sedang suka atau benci kepada beliau. Bila Aisyah senang, ia akan mengatakan “ La, waRobbu Muhammad (tidak, demi Rob Muhammad) “ Namun bila sedang kesal kepada beliau, ia akan berkata “ La waRobbu Ibrohim (tidak, demi Rob Ibrohim) “. Rupanya penuturan beliau, dibenarkan oleh Aisyah.
Pada peristiwa haditsul ifki (isu hubungan antara Aisyah dengan Sufyan bin Mu’athol yang dihembuskan oleh orang munafiq), Aisyah jatuh sakit selama sebulan. Hanya saja, ia tidak mendapat sikap lembut dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam seperti yang beliau lakukan bila Aisyah sakit. Bahkan akhirnya Aisyah pulang sementara ke rumah orang tuanya untuk mencari ketenangan. Hubungan keduanya menghangat kembali setelah turunnya surat annur yang membebaskan Aisyah dari tuduhan.
Kerenggangan antara Aisyah dengan nabi shollallohu alaihi wasallam juga terjadi ketika Aisyah cemburu terhadap Khodijah sebagaimana yang ia tuturkan sendiri :
عن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قالت: ما غرت على أحد من نساء النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ما غرت على خديجة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها وما رأيتها قط، ولكن كان يكثر ذكرها وربما ذبح الشاة ثم يقطعها أعضاءً ثم يبعثها في صدائق خديجةفربما قلت له كأن لم يكن في الدنيا إلا خديجة! فيقول إنها كانت وكانت وكان لي منها ولد مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Aisyah rodliyallohu anha, ia berkata : Aku tidak pernah cemburu kepada seorangpun dari istri nabi shollallohu alaihi wasallam. Tidak pula kepada Khodijah rodliyallohu anha. Aku belum pernah melihatnya, akan tetapi beliau sering memuji-mujinya. Terkadang beliau menyembelih kambing lalu memotong sebagiannya lalu memberikannya kepada teman-teman Khodijah hingga aku berkata “ Seolah di dunia ini tidak ada wanita selain Khodijah ! “ Beliau lantas bersabda : Dia begini dan begitu (maksudnya menyebutkan kebaikan-kebaikannya) dan dari dialah aku punya anak [muttafaq alaih]