Kepada Yang Punya Rumah Megah

Albait Dalam Alquran (58)
Memiliki rumah megah dan luas tidaklah terlarang. Hal itu bila sesuai dengan kebutuhan dengan tidak melupakan hak-hak harta bagi si faqir. Alangkah baiknya bila dirinya mengerti dengan beberapa nasehat di bawah ini :
·         Menjadikan rumah sebagai sarana pengingat kematian
Rumah, meski indah dan megah tentu membutuhkan perawatan. Terkadang genting bocor, cat tembok yang mulai memudar warnanya dan atap yang mulai lapuk. Semuanya membutuhkan renovasi. Di sinilah rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi petuah kepada para sahabat yang tengah sibuk bekerja untuk memperbaiki rumah :
عن عبد اللَّه بن عمرو بن العاص رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال مر علينا رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم ونحن نعالج خصاً لنا فقال ما هذا فقلنا قد وهي فنحن نصلحه فقال ما أرى الأمر إلا أعجل من ذلك
Dari Abdulloh bin Amru bin Ash rodliyallohu anhu, berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam melewati kami di saat kami sedang merenovasi rumah. Beliau bertanya : Apa ini ? Kami menjawab : Ada kerusakan maka kami memperbaikinya. Beliau bersabda : tidaklah datangnya perkara kematian kecuali lebih cepat dari itu  [HR Abu Daud, Tirmidzi]
·         Rumah yang kita tempati suatu saat akan rusak
Hal itu terjadi oleh berjalannya waktu, karena betapa banyak bangunan dirobohkan karena berusia tua yang sudah tidak kayak dihuni. Atau rusak karena diterjang bencana. Seperti kasus sunami Aceh, peristiwa kebakaran atau jebolnya bendungan situ Gintung. Boleh jadi itu terjadi karena lalinya kita kepada Alloh. Kaum saba pernah merasakannya sebagaimana yang Alloh firmankan :
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آَيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ  
15. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Alloh) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan) : Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Robmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Robmu) adalah  Maha Pengampun
16. tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl (cemara) dan sedikit dari pohon Sidr (bidara)
17. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir [saba’ : 15-17]
Diriwayatkan ketika Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqofi berkuasa di Iraq, ia membangun istana yang megah untuk dirinya. Selesai pembangunan, ia undang para ulama untuk mendoakannya. Hasan Albashri adalah salah satu dari sekian undangan. Dengan penuh keberanian, Hasan Albashri berceramah :
Kita mengetahui apa yang dibangun oleh manusia yang paling kejam dan kita dapati Firaun yang membangun istana yang lebih besar dan lebih megah daripada yang dibangun ini. Namun kemudian Alloh membinasakan Firaun beserta apa yang dibangunnya. Andai saja Alhajjaj sadar bahwa penghuni langit telah membencinya dan penduduk bumi telah memperdayakannya ….
·         Rumah yang megah akan berpisah dengan pemiliknya
Seiring dengan kematian, rumah akan berpindah tangan karena ia akan dimiliki ahli waris. Ia tidak akan setia dengan pemilik sebelumnya karena rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
وعن أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ عن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال يتبع الميت ثلاثة  أهله وماله وعمله  فيرجع اثنان ويبقى واحد  يرجع أهله وماله ويبقى عمله
Dari Anas bin Malik rodliyallohu anhu dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Akan ikut dengan mayit tiga : Keluarganya, hartanya dan amalnya. Lalu akan pulang dua dan tetap tinggal satu, yaitu akan pulang harta dan keluarga sedang amalnyalah yang akan tetap menemaninya  [muttafaq alaih]