(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
Untuk membedakan mana mukmin dan mana munafiq pada masa rosululloh shollallohu alaihi wasallam masih hidup, maka caranya mudah. Cukup perhatikan sholat isya dan shubuh. Bila di kedua sholat itu biasa tidak hadir, bisa dipastikan mereka adalah anak buah Abdullah bin Ubay.
Bagi mereka, isya adalah waktu santai. Sementara shubuh adalah puncak kenikmatan tidur. Rupanya mereka tidak ingin terusik kenyamanannya. Ini berbeda bagi sahabat. Mereka memiliki prinsip, semakin berat ujian dalam melaksanakan maka semakin berat pula pahalanya di sisi Alloh. Tentang orang munafiq, rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَثْقَلُ اَلصَّلَاةِ عَلَى اَلْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ اَلْعِشَاءِ وَصَلَاةُ اَلْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Sholat yang paling berat bagi orang-orang munafik ialah sholat Isya' dan Shubuh. Seandainya mereka tahu apa yang ada pada kedua sholat itu, mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak [Muttafaq Alaihi]
Adapun tentang orang beriman, nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
وعن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال بشروا المشائين في الظلم إلى المساجد بالنور التام يوم القيامة
Dari Buraidah rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam : Berikan kabar gembira kepada orang yang gemar berjalan untuk menunaikan sholat di kegelapan malam (sholat isya dan shubuh) dengan cahaya sempurna pada hari kiamat [HR Tirmidzi]
Dua hadits di atas menerangkan tentang pahala menghadiri sholat isya dan shubuh. Alloh akan memberi cahaya sempurna pada hari kiamat. Oleh karena itu nanti akan terjadi pemandangan mencolok, mukmin akan disertai cahaya, sementara munafiq akan sengsara dengan kegelapan yang menyelimutinya. Ihwal keduanya pada hari kiamat, Alloh berfirman :
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آَمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ
12. (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka) : Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar
13. pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman : Tunggulah Kami supaya Kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu. dikatakan (kepada mereka) : Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu). lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa [alhadid : 12-13]
Ayat yang serupa, Alloh firmankan di surat attahrim :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan : Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu [attahrim : 8]
Maroji’ :
Tuhfatul Ahwadzi, Abul Ula Muhammad Abdurrohman bin Abdurrohim Almubarokfuri 1/481
Aunul Ma’bud, Abu Thoyyib Muhammad Syamsul Haq Al’adzim Al Abadi 2/5