(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
Itu adalah balasan yang adil. Ingin disayang tentu harus rajin menyayangi sesama. Kasih sayang bisa diwujudkan dengan pemberian hadiah, menyambut orang lain dengan wajah bercahaya, termasuk memberikan kecupan atau ciuman. Terkesan seolah remeh, padahal urusan ciuman sangat diperhatikan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Aisyah rodliyallohu anha menuturkan :
عن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قالت قدم ناس من الأعراب على رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقالوا أتقبلون صبيانكم فقال نعم قالوا لكنا والله ما نقبل. فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أو أملك أن كان اللَّه نزع من قلوبكم الرحمة مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Aisyah rodliyallohu anha : Rombongan orang Arab kampung datang menemui rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Mereka berkata : Apakah kalian biasa menciumi anak-anak kalian ? Beliau menjawab : benar. Mereka berkata : Akan tetapi kami tidak biasa melakukannya. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Apakah aku punya kemampuan memberi kasih sayang buat kalian jika Alloh sudah mencabut kasih sayang pada hati-hati kalian [Muttafaq alaih]
Pada riwayat lain disebutkan :
عن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال قبل النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم الحسن بن علي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وعنده الأقرع بن حابس فقال الأقرع إن لي عشرة من الولد ما قبلت منهم أحداً فنظر إليه رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقال من لا يرحم لا يرحم مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : Nabi shollallohu alaihi wasallam mencium Hasan bin Ali rodliyallohu anhuma, sementara di samping beliau ada Aqro’ bin Habis. Aqro’ berkata : Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, tetapi tidak satupun aku ciumi. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memandanginya seraya bersabda : Barangsiapa yang tidak memberi kasih sayang (lewat ciuman) maka dia tidak akan disayang oleh Alloh [muttafaq alaih]
Syaikh Mushthofa Albugho berkata : ciuman atas dasar kasih sayang dari orang tua buat anaknya adalah diperintahkan oleh syariat.
Walhasil, siapa yang ingin mendapat kasih sayang dari Alloh Yang Maha Rohman dan Maha Rohim, tentu harus senantiasa menyebar kasih sayang buat yang lain. Siapa memberi, pasti akan diberi. Sebaliknya, siapa pelit jangan berharap mendapatkan pemberian.
Maroji’ :
Nuzhatul Muttaqin, Syaikh Mushthofa Albugho 1/200