Taat Dan Maksiat

(yang bersifat sementara)
Imam Bukhori dalam kitab shohihnya berkata :
الإيمان هو قول وعمل يزيد وينقص
Iman adalah ucapan dan perbuatan,bisa bertambah dan bisa pula berkurang
Pada bagian lain ia berkata :
لقيت اكثر من الف رجل من العلماء بالأمصار فما رايت احدا منهم يختلف فى انّ الإيمان قول وعمل يزيد وينقص
Aku mendapati lebih dari seribu ulama di berbagai negeri, maka tidak aku jumpai mereka berselisih bahwa iman itu adalah ucapan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang
Demikianlah, iman manusia tidak ada yang stabil. Terkadang sholat yang kita kerjakan begitu khusyunya, akan tetapi di lain waktu terasa hambar. Dikerjakan seolah sekedar penggugur kewajiban.
Begitu mudahnya kita mengeluarkan infaq dengan jumlah besar. Di lain hari kita berubah menjadi manusia pelit.
Jam sebelas siang sudah ada di masjid untuk menunaikan sholat jumat. Enam puluh menit sebelum kedatangan khotib, waktu kita habiskan untuk menunaikan sholat intidzor dan membaca alquran. Di jumat berikutnya, kita masuk masjid ketika khotib sedang menyampaikan ayat-ayat wasiat taqwa.
Ini adalah wajar dan Alloh juga memakluminya karena Alloh memberi naluri kepada manusia untuk tertarik berbuat maksiat dan itu didukung oleh setan yang selalu mengajak kepadanya, dan potensi mencintai ketaatan.
Di luar manusia, ada beberapa makhluq memiliki beragam tipe terhadap ketaatan dan kemaksiatan. Memiliki iman yang stabil. Artinya tidak naik dan juga tidak turun oleh perbuatan maksiat. Makhluq ini tidak memiliki hawa nafsu untuk ingkar kepada Alloh. Mereka adalah para malaikat dan makhluq alam semesta seperti bumi, langit, matahari dan lainnya.
Ada juga yang imannya selalu bertambah, dilindungi oleh Alloh dengan sifat ma’shum sehingga tidak ada ketertarikan untuk melanggar larangan Alloh. Mereka adalah para rosul.
Kelompok lain adalah yang senantiasa bertambah kekufurannya. Ia adalah setan dan orang-orang kafir yang telah ditutup baginya pintu hidayah.
Maroji’ :
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 1/59