Ciuman

(Islam Mengatur Urusan Dunia)
Ciuman adalah salah satu naluri manusia mengungkapkan ekspresi hatinya. Ternyata masalah ini tidak luput dari syariat islam. Begitu sedihnya hati saat melepas jenazah yang akan berangkat ke kubur, keluarga dan kerabat memberikan ciumannya kepada mayit. Ini tidak bertentangan dengan sunnah karena Aisyah menuturkan kepada kita :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا  أَنَّ أَبَا بَكْرٍ اَلصِّدِّيقَ رضي الله عنه قَبَّلَ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعْدَ مَوْتِهِ
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Abu Bakar Radliyallaahu 'anhu mencium Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah beliau wafat [HR Bukhari]
Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata : Hadits ini adalah berisi pembolehan mencium mayit yang diperkenankan untuk dicium saat hidupnya. Mungkin ada yang bertanya : Bukankah ini perbuatan Abu bakar yang tidak ada sandaran haditsnya ? Jawabannya adalah bahwa apa yang dilakukan oleh Abu Bakar adalah mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam. Imam Shon’ani meriwayatkan penuturan Aisyah bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam mencium Utsman bin Madz’un saat meninggalnya sambil menangis.
Ciuman lainnya adalah ciuman orang tua kepada anaknya. Si kecil yang lucu, terkadang membuat gemas orang tuanya. Ciuman kepada buah hati adalah ungkapan kasih sayang orang tua. Rupanya masalah ini juga dibahas dalam islam :
وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال  قبل النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم الحسن بن علي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وعنده الأقرع بن حابس، فقال الأقرع إن لي عشرة من الولد ما قبلت منهم أحداً فنظر إليه رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقال من لا يرحم لا يرحم مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : nabi shollallohu alaihi wasallam menciumi Hasan bin Ali rodliyallohu anhu sementara di sampingnya ada Aqro’ bin Habis. Aqro’ berkata : sesungguhnya aku memiliki 10 anak tidak pernah satupun di antara mereka aku ciumi. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memandanginya seraya bersabda : siapa yang tidak memberi kasih sayang (kepada anaknya lewat ciuman) maka tidak akan berhak mendapat kasih sayang dari Alloh [muttafaq alaih]
وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قالت: قدم ناس من الأعراب على رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقالوا  أتقبلون صبيانكم فقال نعم قالوا لكنا والله ما نقبل فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  أو أملك أن كان اللَّه نزع من قلوبكم الرحمة مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : datang serombongan orang-orang A’robiy kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam, mereka berkata : apakah kalian suka menciumi anak-anak kalian ? beliau menjawab : benar. Mereka berkata : akan tetapi demi Alloh kami tidak pernah menciuminya. Maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : apakah kalian mampu jika Alloh mencabut rahmat dari hati kalian ?  [muttafaq alaih]
Maroji’ :
Taudlihul Ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam 2/218
Subulussalam, imam Shon’ani 2/92