Parkir Sembarangan

(Islam Mengatur Urusan Dunia)
Angkutan perkotaan sering terlihat ngetem sembarangan. Dengan alasan mencari penumpang, dirinya tidak sadar bahwa apa yang ia lakukan mengganggu pemakai jalan lainnya.
Tak jarang kita menghentikan mobil di bahu jalan dengan tidak memarkirkannya di pinggir. Itu dilakukan ketika kita hendak membeli sesuatu di sebuah toko.
Kedua contoh di atas adalah perilaku yang tidak selayaknya dilakukan oleh seorang muslim. Islam yang merupakan agama syamil (lengkap) telah mengatur masalah ini. Ini bisa dilihat dari sabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم إذا سافرتم في الخصب فأعطوا الإبل حظها من الأرض  وإذا سافرتم في الجدب فأسرعوا عليها السير  وبادروا بها نقيها  وإذا عرستم فاجتنبوا الطريق  فإنها طرق الدواب ومأوى الهوام بالليل
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :  Bila kalian bersafar dan melewati daerah yang banyak rumput, berikan hak bagi onta (kendaraan) untuk makan dari rerumputan yang tumbuh di atas tanah itu. Bila kalian melewati daerah gersang maka percepat perjalanan agar segera tiba di tujuan sebelum datang rasa lelah. Bila kalian istirahat, jauhi jalan karena itu adalah tempat lalu lalang binatang dan tempat tinggal binatang di malam hari  [HR Muslim]
Hadits di atas mengajarkan kita untuk memberi kenyamanan lalu lalang lintas. Istirahat dengan menggunakan jalan adalah satu kedzaliman. Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin berkata : Terlebih jalan yang biasa dilalui mobil. Sudah seharusnya manusia menjauhinya karena boleh jadi ketika pengendara mengantuk meski sekejap, akan menabrak orang yang istirahat di pinggir jalan sehingga terjadilah kecelakaan lalu lintas.
Maroji’ :                                            
Syarh Riyadlush Sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 2/1218