Jangan Samakan Antara Ustadz Dengan Murid Pengajian

(kontrofersi 6)
Apa jadinya bila ada seorang ustadz memakai celana levis, berkaos ketat dan berkaca hitam ? Tentu umat akan terbengong-bengong melihatnya. Sementara kalau itu dilakukan oleh muridnya atau masyarakat umum akan dianggap biasa.
Apa pendapat anda bila seorang ustadz yang berkhutbah tidak berpeci ? Sehebat apapun apa yang ia sampaikan, tetap akan menyisakan sedikit kekecewaan pada diri jamaah. Padahal peci bukan syarat syahnya khutbah. Tidak berpeci bila dilakukan oleh jamaah, tidak akan mengundang komentar.
Mendengar tetangga suami istri tengkar, bagi telinga orang yang tinggal di samping rumahnya adalah dianggap biasa dan menjadi luar biasa bila terjadi pada keluarga ustadz.
Poligami yang dilakukan oleh orang kaya dianggap biasa bahkan terkadang dinilai aneh bila harta berlimpah sementara hanya beristrikan satu. Bedakan dengan ustadz yang menikah lagi. Gempar dan heboh ! Lihat apa yang dialami oleh Aa Gym. Yang beliau lakukan adalah halal, akan tetapi kenyataan yang kita lihat masyarakat melakukan penghakiman yang kejam. Beliau digambarkan sebagai sosok penjahat. Usaha beliau jatuh, pengajian sepi dan syariat islam digambarkan sebagai aturan yang menistakan kaum perempuan.
Begitulah kenyataannya, memang berbeda antara ustadz dengan manusia biasa. Bagi yang bercita-cita ingin menjadi ustadz untuk berpikir ulang, apakah ulang : Apakah pilihannya benar ?