(kontrofersi 11)
Inilah ungkapan Syaikh Muhammad Abdulloh Darroz, dimana beliau berkata : Perbuatan yang khusus disyariatkan pada nabi shollallohu alaihi wasallam, tidak untuk umat mukminin seperti memasuki kota Mekah tanpa ihrom dan menikah lebih dari empat wanita dalam satu masa. Orang yang meninggalkan perbuatan beliau seperti ini tidak dikatakan meninggalkan sunnah, sebaliknya ia menjalankan sunnah. Sebab sudah menjadi ijma’ (kesepakatan) bahwa tidak ada seorangpun dari umat ini boleh menyertai nabi shollallohu alaihi wasallam dalam hal-hal yang bersifat khusus bagi beliau, selagi dalil kekhushusan tersebut telah terbukti shohih.
Demikianlah, terkadang rosululloh shollallohunalaihi wasallam melarang sahabat untuk mengikuti apa yang beliau lakukan, di antaranya seputar shoum wishol :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ اَلْوِصَالِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ اَلْمُسْلِمِينَ فَإِنَّكَ يَا رَسُولَ اَللَّهِ تُوَاصِلُ قَالَ وَأَيُّكُمْ مِثْلِي إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي فَلَمَّا أَبَوْا أَنْ يَنْتَهُوا عَنِ اَلْوِصَالِ وَاصَلَ بِهِمْ يَوْمًا, ثُمَّ يَوْمًاثُمَّ رَأَوُا اَلْهِلَالَ فَقَالَ لَوْ تَأَخَّرَ اَلْهِلَالُ لَزِدْتُكُمْ كَالْمُنَكِّلِ لَهُمْ حِينَ أَبَوْا أَنْ يَنْتَهُوا مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang puasa wishol (puasa bersambung tanpa makan). Lalu ada seorang dari kaum muslimin bertanya : Tetapi baginda sendiri puasa wishol, wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : Siapa di antara kamu yang seperti aku, aku bermalam dan Tuhanku memberi makan dan minum. Karena mereka menolak untuk berhenti puasa wishol, maka beliau shaum wishol bersama mereka sehari, kemudian sehari. Lalu mereka melihat bulan sabit, maka bersabdalah beliau : Seandainya bulan sabit tertunda aku akan tambahkan puasa wishol untukmu, sebagai pelajaran bagi mereka uang menolak untuk berhenti [Muttafaq Alaihi]
Imam Shon’ani berkata : Hadits ini merupakan dalil bahwa wishol adalah kekhususan nabi shollallohu alaihi wasallam. Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata : Nabi shollallohu alaihi wasallam memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh umatnya.
Walhasil, terkadang meninggal sunnah dinilai berada di atas sunnah.
Maroji’ :
Barometer Sunnah Dan Bid’ah, Syaikh Muhammad Abdulloh Darraoz hal 73
Subulussalam, Imam Shona’ni 2/155
Taudhihul Ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam 2/547