(Maksiat Para Sahabat Dan Kesudahannya 4)
Imam Baghowi menerangkan bahwa Abu Yasir Ka’ab Bin Amru Al Anshori kedatangan seorang wanita yang menjual kurma. Aku berkata padanya : Sesungguhnya di rumah ada kurma yang lebih baik dari kurma ini. Aku masuk rumah bersamanya. Lalu aku mendekatinya dan menciumnya. Akupun mendatangi Abu Bakar rodliyallohu anhu dan menceritakan peristiwa itu. Ia berkata : Tutupi aibmu dan bertaubatlah. Selanjutnya aku mendatangi Umar rodliyallohu anhu untuk menceritakan padanya apa yang aku alami. Ia berkata : Tutupi aibmu dan bertaubatlah. Aku tidak puas mendapat jawaban itu hingga aku segera menghadap rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Di hadapan beliau orang itu berkata :
يا رَسُول اللَّهِ إني أصبت حداً فأقم في كتاب اللَّه
Ya rosululloh aku telah melanggar hukum had, oleh karena itu tegakkan hukuman buat saya sesuai dengan kitabulloh
Beliau bertanya :
هل حضرت معنا الصلاة ؟
Apakah engkau menghadiri dholat berjamaah bersama kami ?
Abu Yasir menjawab :
نعم
Benar
Beliau bersabda :
قد غفر لك
Engkau sudah diampuni [muttafaq alaih]
Melihat kisah di atas, sungguh kita dibuat kagum. Bagaimana orang itu berkonsultasi kepada dua sahabat utama (Abu Bakar dan Umar rodliyallohu anhuma) atas perbuatan maksiatnya. Tidak puas dengan jawaban yang didapat, membuat ia segera mendatangi rosululloh shollallohu alaihi wasallam.
Demikianlah, Abu Yasir hanya bisa merasa tenang dengan kepastian dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Rupanya jawaban dari nabi shollallohu alaihi wasallam selaras dengan apa yang telah diungkapkan oleh Abu Bakar dan Umar.
Maroji’ :
Tafsir Albaghowi (maktabah syamilah) hal 234