(Maksiat Para Sahabat Dan Kesudahannya 2)
عَنْ أبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّهُ قَالَ أتَى رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ رسول الله صلّى الله عليه وسلم وَهُوَ فِى الْمَسْجِدِ فَنَادَاهُ فقال يَارسول الله إِنِّ زَنَيْتُ فَأَعْرَضَ عَنْهُ فَتَنَحَّى تِلْقَاءَ وَجْهِهِ فَقَالَ يَارسول الله إِنِّ زَنَيْتُ فَأَعْرَضَ عَنْهُ حَتَّى ثَنَّى ذَالِكَ عَلَيْهِ أرْبَعَ مَرَّاتٍ فَلَمَّا شَهِدَ عَلَى نَفْسِهِ أرْبَعَ مَرَّاتٍ دَعَاهُ رسول الله صلى الله عليه وسلم فَقَالَ أبِكَ جُنُوْنٌ قَالَ لاَ قَالَ فَهَلْ أحْصَنْتَ قَالَ نَعَمْ فَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم اذْهَبُوا بِهِ فَارْجُمُوْهُ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu, bahwasanya ia berkata : Seseorang dari kaum muslimin datang menghadap rosululloh shollallohu alaihi saat beliau berada di masjid. Ia berkata : ya rosululloh, sesungguhnya aku telah berzina. Beliau memalingkan wajahnya. Ia mendekati wajah beliau, seraya berkata : Ya, rosululloh, sesungguhnya aku telah berzina. Beliau kembali berpaling dan itu terjadi empat kali. Ketika ia sudah bersaksi sebanyak empat kali, beliau memanggilnya dan bertanya : Apakah engkau gila ? Ia menjawab : Tidak. Beliau bertanya : Apakah engkau telah menikah ? Ia menjawab : Benar. Beliau bersabda kepada para sahabat : Pergilah, membawa orang ini lalu rajamlah ia [HR Bukhori Muslim]
Inilah kisah kejujuran seorang Mai’z. Berani berbuat dan berani bertanggung-jawab. Tanpa ada orang yang menyuruhnya untuk membuat pengakuan, dengan kesadaran sendiri mendatangi rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Padahal resiko yang akan dihadapi dari perbuatannya adalah rajam, sebuah hukuman yang sangat berat. Dilempar dengan batu hingga meninggal.
Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata : Ini adalah keutamaan yang besar pada diri Ma’iz rodliyallohu anhu. Di saat ia datang dengan dirinya, membawa murka karena Alloh, ingin mensucikan dirinya padahal ada peluang baginya untuk menghindarkan diri dari hukuman dan pengetahuan baginya akan lolosnya dari hukuman.
Apa yang terjadi setelah kematian Ma’iz Rupanya para sahabat sibuk mendiskusikan taubatnya. Ada yang berpendapat bahwa Ma’iz termasuk orang yang celaka, adapula yang berpandangan bahwa tidak ada taubat yang lebih afdhol melebihi taubat Ma’iz. Tiga hari kemudian, rosululloh shollallohu alaihi wasallam mendatangi mereka seraya bersabda :
اسْتَغْفِرُوا لِمَاعِزِ بْنِ مَالِكٍ
Mohonkan ampun bagi Ma’iz bin Malik
Para sahabatpun berkata :
غَفَرَ الله لِمَاعِزِ بْنِ مَالِكٍ
Semoga Alloh mengampuni Ma’iz Bin Malik
Beliau bersabda :
لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِمَتْ بَيْنَ أمَّةٍ لَوَسِعَتْهُمْ
Sungguh ia telah bertaubat, seandainya dibagi untuk satu umat niscaya akan mencukupi
[HR Muslim, Abu Daud dan Nasa’i]
Maroji’ :
Taisirul Alam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam hal 489