Menimbang Kesaktian Pancasila

(kontrofersi 30)
Di saat Umar menunaikan thowaf, ia berkata kepada hajar aswad :
إِنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ, وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ
Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau hanyalah batu yang tidak memberi madlorot dan tidak mendatangkan manfaat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menciummu, aku tidak akan menciummu  [Muttafaq Alaihi]
Dengan ucapan ini, Umar ingin menerangkan kepada kita bahwa hajar aswad tidaklah memiliki kedigdayaan yang mampu mendatangkan manfaat dan madlorot. Jangankan terhadap manusia, pada dirinya sendiri saja tidak mampu. Ini terbukti dengan hilangnya ka’bah pada banjir besar yang melanda kota Mekah sebelum terutusnya rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Untuk keduakalinya batu inipun hilang karena dicuri. Pada tahun 319 H Raja Bahrain yang beraliran syiah Qoromithoh, yang bernama Abu Thohir Qirmithi Sulaiman bin Abi Said memimpin 700 pasukan untuk mencuri hajar aswad. Tepat ba’da ashar, tanggal 14 dzulhijjah ia mencongkelnya dan akhirnya ia bawa ke negerinya. 22 tahun kemudian barulah hajar aswad direbut kembali dan dikembalikan ke tempat semula meski sudah dalam keadaan pecah menjadi delapan bagian.
Demikianlah, tidak ada makhluq di dunia ini yang memiliki kemampuan mendatangkan manfaat dan madlorot selain Alloh dan tidak pula menghindarkan diri dari madlorot selain izin dari Alloh.
Pada perang uhud, rosululloh shollallohu alaihi wasallam terluka karena terkena panah. Hal ini diungkapkan oleh Anas bin Malik :
شج النبي  يوم أحد، وكسرت رباعيته،
Ketika perang uhud Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam terluka kepalanya, dan pecah gigi serinya  [Bukhori Muslim]
Dalam sejarah, kita mendapatkan riwayat terbunuhnya nabi Zakaria dan Yahya. Rupanya nasib ini juga menimpa nabi-nabi terdahulu. Alloh mengisahkannya dalam alquran :
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ
Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi yang memang tidak dibenarkan [albaqoroh : 61]
Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa pernah dalam sehari orang-orang yahudi membunuh 300 nabi, satu jumlah yang sangat fantastis. Kita juga masih ingat peristiwa kematian yang menimpa Umar bin Khothob, Utsman bin affan, Ali bin Abi Tholib dan Husain bin Ali yang kesemuanya berawal dari pembunuhan.
Walhasil, tidak ada satupun manusia memiliki kesaktian dan tidak berhak disebut makhluq sakti. Tak terkecuali pancasila, dasar Negara kita. Kenapa ? Karena bagaimanapun ia adalah makhluq yang pasti memiliki kelemahan sebagaimana ciptaan Alloh lainnya. Dalam sejarahnya pancasila disusun oleh anak bangsa yang tidak lain adalah manusia yang Alloh tetapkan memiliki celah-celah kekurangan. Diantaranya :
1.      Lemah
 وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
Dan manusia dijadikan bersifat lemah  [annisa : 28]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menafsirkan kata “dloif” di atas dengan mengatakan : dloif dari seluruh segi. Meliputi lemah fisik, irodah, tekad, iman dan kesabaran.
2.      Tergesa-gesa
وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.  [Isro : 11]
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi mengutip pendapat Ibnu Abbas yang menerangkan makna tergesa-gesa dengan mengatakan : ciri ketergesaan manusia adalah lebih mementingkan keuntungan dunia yang sedikit meski akan kehilangan keuntungan akhirat yang besar.
3.      Pelit
 وَكَانَ الْإِنْسَانُ قَتُورًا
Dan adalah manusia itu sangat kikir. [Isro : 100]
Ibnu Taimiyyah menerangkan bahwa pelit manusia terbagi menjadi dua, yaitu pelit terhadap harta dan pelit terhadap ilmu
4.      Banyak membantah
وَكَانَ الْإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا
Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. [Alkahfi : 54]
Dan ini terbukti bahwa tidak ada rosul diutus kecuali pasti mendapat bantahan dari kaumnya.
5.      Dzalim dan bodoh
إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,  [ahzab : 72]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menyebut orang munafiq dan kafir yang termasuk bagian dari kelompok dzalim dan bodoh.
6.      Dzalim dan kufur

إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).  [Ibrohim : 34]
Berkeluh kesah
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا  إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا  وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا  
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah
20. apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,  [almaarij : 19-21]
7.      Melampaui batas
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, [al alaq : 6]
Penulis tafsir Almishbah Almunir menerangkan bahwa sebab munculnya sikap melampaui batas pada diri manusia adalah saat hartanya banyak. Dari situlah ia melupakan Alloh.
Dari sisi-sisi kelemahan inilah, tidak menutup kemungkinan pancasila memilki kekurangan sebagaimana manusia yang menyusunnya. Ketika para nabi dan orang sholih tidak mampu menghindarkan diri dari madlorot, hajar aswad tidak selamat dari manusia kafir (Abu Thohir Alqirmithi) dan manusia secara umum memiliki banyak kelemahan yang Alloh cantumkan dalam alquran, demikian pula dasar Negara kita, pancasila. Oleh karena itu sebutan pancasila sakti, agaknya perlu direnungkan kembali untuk mencari istilah lain yang lebih pas.
Maroji’ :
Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir Taisir Kalim Arrohman Fii Tafsir Kalaamil Mannan
Tafsir Aisrauttafasir
Tafsir Almishbah Almunir
Iqtidlo Shirothil Mustaqim (Ibnu Taimiyyah)