(kontrofersi 23)
Subul jama’ dari sabil. Ia bermakna jalan. Sabil (dalam bentuk tunggal) lebih banyak berkonotasi positif meski terkadang berkonotasi negativ. Ini bisa kita lihat dari dua ayat di bawah ini :
قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
AlIah berfirman : Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak Mengetahui [yunus : 89]
وَقَالَ الَّذِي آَمَنَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُونِ أَهْدِكُمْ سَبِيلَ الرَّشَادِ
Orang yang beriman itu berkata : Hai kaumku, ikutilah Aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar [almu’min : 38]
Demikian juga halnya dalam bentuk jama’ (subul). Keduanya ditampilkan oleh Alloh dalam konotasi positif dan negativ. Alloh berfirman :
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus [almaidah : 16]
Subul pada ayat di atas ditafsirkan oleh Imam Baidlowi dengan jalan-jalan yang bisa menyelamatkan dari adzab pedih. Shodaqoh, shoum, jihad dan beragam ibadah lainnya adalah bagian dari sarana penghindar dari adzab.
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa [al an’am : 153]
Imam Baidlowi menafsirkan makna subul pada ayat di atas dengan : berbagai macam agama dan jalan-jalan yang mengikuti hawa nafsu
Maroji’ :
Tafsir Albaidlowi hal 149 (maktabah syamilah)