Tidak Taat Kepada Waliyyul Amri Belum Tentu Khowarij

(kontrofersi 33)
Ketika perbedaan awal syawal terjadi, muncullah ketegangan di kalangan umat islam. Kepada yang menyelisihi keputusan pemerintah “waliyyul amri” dianggap khowarij. Bahkan ada seorang ustadz yang biasa mengisi di sebuah kajian berusaha dinonaktifkan oleh orang tertentu gara-gara menyelisihi ulil amri dalam penetapan idul fitri.
Allohu akbar ! Masalah fiqih (perbedaan dalam menentukan tanggal satu syawal) diseret ke dalam masalah aqidah (sebutan khowarij). Kepada saudaraku yang bermanhaj salaf, saya nasehatkan : Tidak tahukah anda, di saat dewan itsbat departemen agama menetapkan awal syawal versi “ulil amri” mereka mengatakan bahwa kepada pihak yang akan menunaikan idul fitri mendahului ketetapan pemerintah dipersilahkan dengan tetap menjaga ukhuwah islamiyyah. Ini berarti penguasa memberi izin atas pelaksanaan idul fitri yang berbeda dengan ketetapan depag. Kenapa di saat pemerintah memberi izin, sementara anda sibuk menebar vonis keji kepada saudara sesama muslim ?
Untuk memperjelas masalah, mari kita tengok pelaksanaan manasik haji. Kelompok bimbingan ibadah haji yang sudah mengenal sunnah biasa melakukan tanazul (memisahkan diri dari aturan departemen agama). Miqot adalah rangkaian ibadah haji yang sangat krusial. Pemerintah menetapkan Jedah sebagai awal miqot jamaah haji. Tak heran, di pesawat para penumpang tetap memakai seragam nasional. Saat turun dari pesawat dan berada di bandara, di situlah jamaah akan memulai ihrom. Sementara ketika berada di pesawat, sebenarnya kita telah melewati miqot (yaitu di qornul manazil). Tegakah kita menyebut khowarij kepada jamaah haji yang telah memakai kain ihrom dari bandara Sukarno Hatta ?
Tanggal 8 dzulhijjah, rosululloh menetapkan umat islam menuju Mina. Bagaimana dengan ketetapan departemen agama ? Oleh pemerintah diintruksikan menuju Arafah. Adakah yang berani memberi label pembangkang terhadap ulil amri kepada jamaah.
Pertanyaan terakhir, pemerintah Arab Saudi lewat Dewan Fatwa sering membagikan buku gratis tentang panduan haji. Mana yang anda ikuti, panduan dari depag yang notabenenya adalah ulil amri kita, ataukan panduan dari Syaikh bin Baz (depag atau MUInya Arab Saudi). Kalau begitu, ulil amri kita mana ? Indonesia atau Arab Saudi ?
Sebenarnya masih banyak contoh yang bisa dijadikan renungan. Semoga sedikit contoh di atas bisa dijadikan muhasabah untuk tidak terburu-buru memberikan vonis kepada saudara sesama muslim.