(Maksiat Para Sahabat Dan Kesudahannya 6)
Ketika nabi shollallohu alaihi wasallam menikahi Shofiyyah, timbul kecemburuan dari Aisyah rodliyallohu anha. Kecemburuan itu dilampiaskan dengan kalimat “ Aku lihat dia adalah wanita yahudi “. Demikian juga Hafshoh tidak ketinggalan Hafshoh berkata “ Anak seorang yahudi “
Kalimat inilah yang membuat shofiyyah menangis. Kepada Aisyah, rosululloh memberi nasehat :
لاَ تَقُوْلِى ذَالِكَ فَإِنَّهَا أسْلَمَتْ وَحَسُنَ إسْلاَمُهَا
Jangan berkata begitu, karena sesungguhnya dia telah masuk islam
Kepada Hafshoh beliau menegur :
إنَّقِى الله يَا حَفْصَةَ
Bertaqwalah wahai Hafshoh !
Adapun kepada Shofiyyah, beliau menghibur :
إنَّكِ لاَبْنَةُ نَبِيٍّ وَإنَّ عَمَّكِ نَبِيٌّ وَإنَّكِ لَتَحْتَ نَبِيٍّ
Sesungguhnya engkau adalah puteri seorang nabi dan pamanmu adalah seorang nabi, suamimupun seorang nabi. Lantas dengan alasan apa dia mengejekmu
Kalimat itulah yang akhirnya menjada penghibur bagi Shofiyyah sehingga ia berkata “ Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku, padahal suamiku adalah Muhammad, ayahku adalah Harun dan pamanku adalah Musa.
Maroji’ :
Mereka Adalah Shohabiyat, Mahmud Mahdi Al Istanbuli dan Mushthofa Abu Nashr Asy Syalabi hal 83