(Maksiat Para Sahabat Dan Kesudahannya 7)
Tidak ada bahtera rumah tangga kecuali pernah dirundung masalah. Tak terkecuali keluarga rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Hafshoh pernah ditalak oleh nabi shollallohu alaihi wasallam dan Aisyah mendapat teguran yang keras dari beliau. Bahkan apa yang dilakukan keduanya menyebabkan turunnya surat attahrim dan ath tholaq.
Nabi shollallohu alaihi wasallam pernah membisikkan kepada Hafshoh suatu rahasia, yaitu bahwa Abu Bakar dan Umar bin Khothob akan menjadi kholifah sepeninggalan beliau. Rupanya Hafshoh segera menyampaikannya kepada Aisyah, sehingga status berita itu sudah bukan rahasia lagi. Dari situlah beliau mentalaq Hafshoh.
Bisikan nabi shollallohu alaihi wasallam terhadap Hafshoh, diabadikan oleh Alloh dengan firmanNya :
وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَنْ بَعْضٍ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ
Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan Peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan Menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya : Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu ? " Nabi menjawab : Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha mengetahui lagi Maha Mengenal [attahrim : 3]
Setelah itu, Alloh memberi opsi kepada keduanya antara bertaubat atau dicerai oleh beliau :
إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا
4. jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, Maka Sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
5. jika Nabi menceraikan kamu, boleh Jadi Robnya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan [attahrim : 4-5]
Akhirnya Aisyah dan Hafshoh memilih untuk bertaubat dan tetap menjadi ummahatul mu’minin hingga akhir hayatnya. Bahkan di tahun-tahun akhir nabi shollallohu alaihi wasallam hidup, keduanya termasuk istri yang lebih memilih akhirat dengan menjadi pendamping beliau meski hidup apa adanya daripada mementingkan kesenangan dunia. Dua pilihan itu Alloh firmankan :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًا وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآَخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا
28. Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu : Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, Maka Marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.
29. dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, Maka Sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar [al ahzab : 28-29]
Maroji’ :
Tafsir Aljami’ Liahkamil Quran, Abu Abdulloh Muhammad bin Ahmad Al Anshori Alqurthubi 18/165