Hakim Bin Hizam

(Maksiat Para Sahabat Dan Kesudahannya 8)
Hakim Bin Hizam adalah sahabat. Dulu memiliki kebiasaan kurang baik, yaitu gemar meminta-meminta pada nabi shollallohu alaihi wasallam. Kebiasaan itu akhirnya berhenti setelah mendapat wejangan dari nabi shollallohu alaihi wasallam sebagaimana hadits di bawah ini :
عن حكيم بن حزام رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال سألت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم فأعطاني، ثم سألته فأعطاني، ثم سألته فأعطاني، ثم قال يا حكيم إن هذا المال خضر حلو، فمن أخذه بسخاوة نفس بورك له فيه، ومن أخذه بإشراف نفس لم يبارك له فيه، وكان كالذي يأكل ولا يشبع؛ واليد العليا خير من اليد السفلى قال حكيم فقلت: يا رَسُول اللَّهِ والذي بعثك بالحق لا أرزأ أحداً بعدك شيئاً حتى أفارق الدنيا. فكان أبو بكر رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ يدعو حكيماً ليعطيه فأبى أن يقبله، فقال يا معشر المسلمين أشهدكم على حكيم أني أعرض عليه حقه الذي قسم اللَّه له في الفيء فيأبى أن يأخذه فلم يرزأ حكيم أحداً من الناس بعد النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم حتى توفي مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Hakim Bin Hizam rodliyallohu anhu, berkata : Aku meminta kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam, beliaupun memberiku. Lalu aku meminta lagi dan beliau memberiku. Aku meminta lagi dan beliau memberiku. Beliau akhirnya bersabda : Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu manis dan indah, oleh Karena itu barangsiapa mengambilnya dengan tanpa ketamakan hati maka akan diberkahi. Adapun yang mendapatkannya karena ketamakan maka tidak akan diberkahi. Itu seperti orang yang makan, tapi tidak merasa kenyang. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Hakim berkata : Aku berkata : ya rosululloh, demi jiwaku yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan meminta setelahmu hingga aku berpisah dengan dunia. Abu Bakar pernah memanggil Hakim untuk diberi satu pemberian, ia enggan menerimanya sedikitpun. Lalu Umar memanggilnya untuk diberi sesuatu, akan tetapi ia menolak untuk menerimanya, hingga akhirnya Umar berkata : Wahai sekalian umat islam, aku persaksikan Hizam atas kalian, aku menawarkan hak padanya yang telah Alloh bagi berupa fa’i, ia enggan mengambilnya. Hakim tidak pernah pernah meminta kepada seseorang setelah nabi shollallohu alaihi wasallam hingga meninggal dunia  [muttafaq alaih]
Kalimat nabi shollallohu alaihi wasallam begitu menyentuh perasaannya. Itu bisa kita lihat pada kalimat “ Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu manis dan indah, oleh Karena itu barangsiapa mengambilnya dengan tanpa ketamakan hati maka akan diberkahi. Adapun yang mendapatkannya karena ketamakan maka tidak akan diberkahi. Itu seperti orang yang makan, tapi tidak merasa kenyang. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah “
Setelah itu, iapun giat bekerja karena ingin menjadi orang yang tangannya senantiasa berada di atas (pemberi), Ibnu hajar Al Atsqolani menampilkan riwayat tentang kondisi Hakim Bin Hizam di kemudian hari, yaitu :
فَمَاتَ حِيْنَ مَاتَ وَإنَّهُ لَمِنْ أكْثَرِ قُرَيْشٍ مَالاً
Ia meninggal dunia dalam kondisi sebagai orang quraisy yang paling banyak hartanya
Maroji’ :
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 3/411