Wanita Yang Menangis Di Sisi Kuburan

(Maksiat Para Sahabat Dan Kesudahannya 30)
Meratapi kematian adalah terlarang sebagaimana yang diingatkan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam :
النائحة إذا لم تتب قبل موتها تقام يوم القيامة وعليها سربال من قطران، ودرع من جرب
Wanita yang meratapi orang mati bila mati sebelum ia bertubat maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan ia dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal   [HR. Muslim]
عَنْ أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال مر النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَلَى امرأة تبكي عند قبر فقال اتقي اللَّه واصبري فقالت إليك عني فإنك لم تصب بمصيبتي. ولم تعرفه، فقيل لها إنه النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم. فأتت باب النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فلم تجد عنده بوابين فقال لم أعرفك فقال إنما الصبر عند الصدمة الأولى  مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ
Dari Anas bin Malim rodliyallohu anhu : Nabi shollallohu alaihi wasallam melewati wanita yang tengah menangis di sisi kuburan (dalam riwayat kuburan anaknya). Beliau bersabda : Bertaqwalah kepada Alloh dan bersabarlah. Wanita itu berkata : Menyingkirlah dariku ! Karena sesungguhnya engkau tidak menerima musibah sebagaimana yang aku terima ! Rupanya wanita itu tidak mengetahui bahwa yang memberinya nasehat adalah nabi shollallohu alaihi wasallam. Lalu ada yang berkata kepadanya bahwa itu adalah nabi shollallohu alaihi wasallam. Iapun segera bergegas menuju pintu rumah beliau. Dengan leluasa ia bisa bertemu dengan beliau karena tidak ada penjaga di rumah beliau. Ia berkata : Maaf, tadi aku tidak mengetahui paduka. Beliau bersabda : Sesungguhnya hanyalah disebut sabar saat benturan pertama kali  [HR Muslim]
Wanita yang diterangkan di hadits telah melakukan satu dosa dan satu kesalahan yang tidak ia sadari. Ia telah menangis, meratapi kematian puteranya dan itu perbuatan yang dilarang dalam hadits. Sementara kesalahan yang tidak ia sadari adalah membentak nabi shollalllohu alaihi wasallam dan membentak beliau. Itu dilakukan karena ketidak tahuannya. Begitu mengetahui bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam yang memberi nasehat, iapun segera bergegas meminta maaf kepada beliau.
Inilah akhlaq agung. Segera menyadari kesalahan dan meminta maaf kepada yang didzalimi. Di sisi lain, kasih sayang beliau membuat beliau segera memaafkan dan menghadapi wanita itu dengan lembut.