Sikap Tasyaddud




(Maksiat Para Sahabat Dan Kesudahannya 43)

Tiga orang sahabat menanyakan kepada Aisyah perihal ibadah nabi shollallohu alaihi wasallam. Demi mendengar jawaban Aisyah menyebabkan ketiganya ingin lebih memaksimalkan ibadahnya, yang membuat mereka bersumpah : Adapun saya, akan sholat semalam suntuk tanpa tidur. Orang kedua berkata : Saya akan shoum sepanjang masa tanpa ada jeda. Orang ketiga berikrar : Saya tidak akan menikah seumur hidup.
Maksud mereka sebenarnya baik. Dengan tidak menikah, tidak tidur dan shoum tiap hari membuat mereka bisa lebih dekat kepada Alloh dan bisa menyamai ibadah nabi shollallohu alaihi wasallam. Maksud baik harus selaras dengan apa yang diinginkan oleh Pembuat syariat.
Islam mengajarkan tawazun (seimbang) dalam urusan dunia dan akhirat. Bangun tengah malam untuk menunaikan tahajud sangat dianjurkan, akan tetapi tidur sebelumnya adalah kebiasaan nabi shollallohu alaihi wasallam. Menghidupkan shoum sunnah adalah perbuatan mulia, akan tetapi bersenang-senang dengan nikmatnya makanan adalah bagian dari perintah agama. Hidup membujang, dipandang dari berbagai sudut sangatlah tidak baik. Dengan menikah, manusia bisa melampiaskan syahwatnya, dan itu bagian dari shodaqoh yang diajarkan nabi shollallohu alaihi wasallam. Dengan menikah pula, manusia bisa melanjutkan generasi. Dengan anak sholeh, orang tua akan didoakan saat matinya.
Tidak heran bila mendengar tekad ketiga sahabat tadi, rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له، لكني أصوم وأفطروأصلي وأرقد، وأتزوج النساء فمن رغب عن سنتي فليس مني
Demi Alloh ! Adapun aku adalah orang yang paling khusyu’ dan paling taqwa di antara kalian, akan tetapi aku shoum dan aku makan, aku sholat dan aku tidur, akupun menikahi wanita. Oleh karena itu, siapa yang tidak menyukai sunnahku maka ia bukan dari golonganku  [muttafaq alaih]
Dari hadits di atas bisa disimpulkan bahwa makan, tidur dan menikah bagian dari sunnah rosululloh shollalohu alaihi wasallam. Sehingga sikap tawazun yang dituntut oleh islam adalah mampu sholat di tengah malam dengan tidur sebelumnya untuk memberi haq bagi tubuh, menunaikan shoum dengan menyempatkan waktu untuk bersenang-senang dengan nikmat makanan dan menikahi wanita sebagai sarana untuk melampiaskan nafsu dengan cara halal.
Sungguh sikap tasyaddud (berlebihan dalam ketaatan dengan melupakan hak dunia) adalah perbuatan tercela.