Tsabit bin Qois Yang Bersuara Keras

(Maksiat Para Sahabat Dan Kesudahannya 38)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ  إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ أُولَئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَى لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ  إِنَّ الَّذِينَ يُنَادُونَكَ مِنْ وَرَاءِ الْحُجُرَاتِ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ  وَلَوْ أَنَّهُمْ صَبَرُوا حَتَّى تَخْرُجَ إِلَيْهِمْ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.
3. Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka Itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
4. Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti.
5. dan kalau Sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka Sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang  [alhujurot : 2-5]
Ayat-ayat di atas memberi taujih (nasehat) kepada kita tentang akhlaq di hadapan nabi shollallohu alaihi wasallam. Yaitu tidak bersuara keras di hadapan beliau karena pelakunya terancam akan terhapus semua pahalanya tanpa disadari. Rupanya ayat ini membuat Tsabit bin Qois.
Imam Albaidlowi menuturkan bahwa Tsabit bin Qois memiliki sedikit gangguan di pendengarannya sehingga membuatnya bersuara keras. Tatkala ayat di ini turun, ia menghilang dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam yang membuat beliau mencari dan memanggilnya. Ketika sudah ada di hadapan beliau, Tsabit berkata : Ya rosululloh, Alloh telah menurunkan ayat ini kepada engkau. Sementara aku adalah laki-laki yang bersuara keras dan aku takut kalau amalku terhapus karenanya. Mendengar penuturannya maka beliau bersabda :
لست هناك إنك تعيش بخير وتموت بخير وإنك من أهل الجنة
Engkau tidak termasuk yang ada pada ayat itu, engkau hidup dalam keadaan baik, akan mati pula dalam keadaan baik pula dan engkau termasuk ahlul jannah
Itulah sahabat, begitu peka terhadap setiap ayat yang datang. Mereka sangat  sensitif terhadap perintah dan larangan yang turun. Mudah khawatir bila ada ibadah yang luput dan dosa yang mereka terjang tanpa mereka menyadarinya.
Tsabit resah dan ketakutan akan hilangnya pahala dari ibadahnya sehingga ia lampiaskan dengan cara menghilang dari nabi shollallohu alaihi wasallam. Ketakutannya hilang dan berubah menjadi tenang  manakala suaranya tidak masuk kategori surat alhujurot.
Maroji’ :
Tafsir Albaidlowi (maktabah syamilah) hal 515