(Fiqih Bertamu)
1·
Menyambut tamu dengan wajah berseri
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ
الْمَعْرُوْفِ شَيْأً وَلَوْ أنْ تَلْقَى أخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْيْقٍ
Janganlah meremehkan perbuatan ma’ruf
sedikitpun meski engkau menemui saudaramu dengan muka berseri-seri [HR Muslim]
2·
Menyambut tamu dengan kata-kata bersahabat
Seperti ucapan seorang anshor ketika kedatangan rosululloh
shollallohu alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar rodliyallohu anhuma :
الْحمد لله مَا أحَدٌ الْيَوْمَ
أكْرَمُ أضْيَافاً مِنِّيْ
Alhamdulillah, tidak ada orang yang
kedatangan tamu semulia tamuku hari ini
3·
Menyediakan hidangan terbaik buat tamu
فَرَاغَ
إلَى أهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ
Maka Ibrohim pergi menemui istrinya, selanjutnya datang
dengan membawa daging sapi muda yang gemuk
[adz dzariyat : 26]
4·
Menjaga keselamatan tamu
Inilah yang dilakukan oleh nabi Luth. Ketika kaumnya yang
homosexual hendak mengambil paksa kedua tamunya (yang tidak lain adalah
malaikat yang menjelma sebagai laki-laki yang tampan) maka nabi Luth
mempertahankan keduanya dengan berkata :
فَاتَّقُوْا
الله وَلاَ تُخْزُوتِي فِي ضَيْفِى
Maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan
(nama)ku terhadap tamuku ini [hud : 78]
Bila ayat ini akan kita terapkan, bisa saja ketika tamu
bermalam, kita sediakan selimut agar terhindar dari udara dingin atau autan
untuk melindunginya dari gigitan nyamuk.
5·
Mengantar tamu hingga
keluar saat tamu akan pulang