(Fiqih Bertamu)
1. Menengok orang sakit
Rosululloh
shollallohu alaihi wasallam pernah melakukannya. Diriwayatkan dalam shoheh Bukhori, dari Ibnul
Musayyab, bahwa bapaknya berkata : “Ketika Abu Tholib akan meninggal dunia,
maka datanglah Rasulullah, dan pada saat itu Abdullah bin Abi Umayyah, dan Abu
Jahal ada disisinya, lalu Rasulullah bersabda kepadanya :
"يا عم، قل لا
إله إلا الله كلمة أحاج لك بها عند الله"
“Wahai pamanku, ucapkanlah “la ilaha illallah” kalimat yang dapat
aku jadikan bukti untukmu dihadapan Allah”.
Tetapi Abdullah
bin Abi Umayyah dan Abu Jahal berkata kepada Abu Tholib : “Apakah kamu membenci
agama Abdul Muthollib ?”, kemudian Rasulullah mengulangi sabdanya lagi, dan
mereka berduapun mengulangi kata-katanya pula, maka ucapan terakhir yang
dikatakan oleh Abu Tholib adalah : bahwa ia tetap masih berada pada agamanya
Abdul Mutholib, dan dia menolak untuk mengucapkan kalimat la ilah illallah,
kemudian Rasulullah bersabda : “sungguh akan aku mintakan ampun untukmu pada
Allah, selama aku tidak dilarang”, lalu Allah menurunkan firmanNya :
]ما
كان للنبي والذين آمنوا أن يستغفروا للمشركين[
“Tidak layak bagi seorang Nabi serta orang-orang yang beriman
memintakan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik” (QS. Al bara’ah,
113).
Dan
berkaitan dengan Abu Tholib, Allah menurunkan firmanNya :
]إنك
لا تهدي من أحببت ولكن الله يهدي من يشاء[
“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) tak sanggup memberikan hidayah) petunjuk)
kepada orang-orang yang kamu cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi
petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya” (QS. Al Qoshosh, 57)
Hadits di atas
menunjukkan bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam menengok pamannya yang
tengah sakit dengan tujuan utama untuk mengajaknya masuk islam, meski upaya itu
tidak menemui hasil
2. Mengecek kondisi keluarga
Ibrohim jauh-jauh
dari Palestina datang ke Mekah untuk menemui Ismail yang sudah beristri. Saat
itu Ismail sedang berburu sehingga Ibrohim ditemui istri Ismail. Dari gaya
bicara, Ibrohim menilai bahwa wanita itu bukan istri yang baik. Maka sebelum
pulang, Ibrohim berpesan kepada Ismail lewat istrinya agar merubah daun
pintunya. Ketika Ismail pulang, dan istrinya menyampaikan pesan mertua, maka
Ismail paham bahwa bahasa itu adalah isyarat agar dirinya menceraikan istrinya
dan pesan tupun dilaksanakan olehnya.
Selang beberapa
waktu kemudian, Ismail menikah dengan wanita lain. Ibrohimpun bertamu
kepadanya, akan tetapi tidak menjumpainya karena Ismail tengah berburu sehingga
Ibrohim kembali disambut oleh istrinya. Dari gaya bicara, Ibrohim memahami
bahwa wanita ini adalah pasangan yang baik bagi Ismail sehingga Ibrohim
berpesan kepadanya agar Ismail mempertahankan daun pintunya.
3. Mengecek kondisi iman
Tersebut dalam
riwayat, 3 orang yahudi miskin lagi cacat. Yang pertama berkepala botak, yang
kedua berkulit sopak dan yang ketiga buta. Ketika Alloh sembuhkan mereka
bertiga dan dilimpahi dengan kekayaan berupa onta, sapi dan kambing maka
malaikat Alloh mengutus malaikat untuk mendatangi mereka dengan datang sebagai
sosok musafir yang kehabisan bekal. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam
menuturkan :
ثم
إنه أتى الأبرص في صورته وهيئته، قال : رجل مسكين قد انقطعت بي الحبال في سفري،
فلا بلاغ لي اليوم إلا بالله ثم بك، أسألك بالذي أعطاك اللون الحسن والجلد الحسن
والمال، بعيرا أتبلغ به في سفري، فقال : الحقوق كثيرة، فقال له : كأني أعرفك ! ألم
تكن أبرص يقذرك الناس، فقيرا فأعطاك الله U
المال ؟ فقال: إنما ورثت هذا المال كابرا عن كابر، فقال : إن كنت كاذبا فصيرك
الله إلى ما كنت. قال : وأتى الأقرع في صورته، فقال له : مثل ما قال لهذا، ورد
عليه مثل ما رد عليه هذا، فقال : إن كنت كاذبا فصيرك الله إلى ما كنت. قال : وأتى
الأعمى في صورته فقال : رجل مسكين وابن سبيل قد انقطعت بي الحبال في سفري، فلا
بلاغ لي اليوم إلا بالله ثم بك، أسألك بالذي رد عليك بصرك شاة أتبلغ بها في سفري،
فقال : قد كنت أعمى فرد الله إلي بصري، فخذ ما شئت، ودع ما شئت، فوالله لا أجهدك
اليوم بشيء أخذته لله، فقال : أمسك مالك، فإنما ابتليتم، فقد رضي الله عنك وسخط
على صاحبيك.
Kemudian datanglah malaikat
itu kepada orang yang sebelumnya menderita penyakit kusta, dengan
menyerupai dirinya disaat ia masih dalam keadaan berpenyakit kusta, dan berkata
kepadanya : “Aku seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku (untuk
mencari rizki) dalam perjalananku ini, sehingga tidak akan dapat
meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian
dengan pertolongan anda. Demi Allah yang telah memberi anda rupa yang tampan,
kulit yang indah, dan kekayaan yang banyak ini, aku minta kepada anda satu ekor
onta saja untuk bekal meneruskan perjalananku”, tetapi permintaan ini ditolak
dan dijawab : “Hak-hak (tanggunganku) masih banyak”, kemudian malaikat
tadi berkata kepadanya : “Sepertinya aku pernah mengenal anda, bukankah anda
ini dulu orang yang menderita penyakit lepra, yang mana orangpun sangat jijik
melihat anda, lagi pula anda orang yang miskin, kemudian Allah memberikan
kepada anda harta kekayaan ?”, dia malah menjawab : “Harta kekayaan ini warisan
dari nenek moyangku yang mulia lagi terhormat”, maka malaikat tadi berkata
kepadanya :“jika anda berkata dusta niscaya Allah akan mengembalikan anda
kepada keadaan anda semula”.
Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya berkepala botak, dengan
menyerupai dirinya disaat masih botak, dan berkata kepadanya sebagaimana ia
berkata kepada orang yang pernah menderita penyakita lepra, serta ditolaknya
pula permintaanya sebagaimana ia ditolak oleh orang yang pertama. Maka malaikat
itu berkata : “jika anda berkata bohong niscaya Allah akan mengembalikan anda seperti
keadaan semula”.
Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya buta, dengan menyerupai
keadaannya dulu disaat ia masih buta, dan berkata kepadanya : “Aku adalah orang
yang miskin, yang kehabisan bekal dalam perjalanan, dan telah terputus segala
jalan bagiku (untuk mencari rizki) dalam perjalananku ini, sehingga kau tidak
dapat lagi meneruskan perjalananku hari ini, kecuali dengan pertolongan Allah
kemudian pertolongan anda. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan
anda, aku minta seekor kambing saja untuk bekal melanjutkan perjalananku”. Maka
orang itu menjawab :“Sungguh aku dulunya buta, lalu Allah mengembalikan
penglihatanku. Maka ambillah apa yang anda sukai, dan tinggalkan apa yang tidak
anda sukai. Demi Allah, saya tidak akan mempersulit anda dengan mengembalikan
sesuatu yang telah anda ambil karena Allah”. Maka malaikat tadi berkata :
“Peganglah harta kekayaan anda, karena sesungguhnya engkau ini hanya diuji oleh
Allah, Allah telah ridho kepada anda, dan murka kepada kedua teman anda” (HR.
Bukhori dan Muslim).
4.
Tholabul ilmi
Para ulama terbiasa
mengadakan rihlah untuk menemui ulama lainnya di tempat yang jauh demi
mendapatkan ilmu. Seorang Jabir bin Abdulloh berkelana selama satu bulann untuk
mendapat satu hadits dari Abdulloh bin Unais.
5.
Mencaci maki tuan rumah
Inilah yang dilakukan oleh
Uyainah bin Mihshon. Melihat keponakannya (Alhur bin Qois) memiliki kedudukan
dekat amirul mu’minin Umar bin Khothob, maka ia meminta diusahakan agar bisa
bertemu dengannya. Ketika pertemuan itu benar-benar terwujud, tiba-tiba Alhur
bin Qois memaki-maki Umar dengan berkata :
فواللَّه ما
تعطينا
الجزل،
ولا
تحكم
فينا
بالعدل
Demi Alloh ! Engkau
tidak memberi kepada kami dengan pemberian yang banyak dan tidak bisa memimpin
dengan keadilan. Hampir saja Umar memukulnya hingga Alhur bin Qois menasehati
amirul mu’minin
يا
أمير
المؤمنين
إن
اللَّه
تعالى
قال
لنبيه
صَلَّى
اللَّهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّم الأعراف 198 خذ العفو،
وأمر
بالعرف،
وأعرض
عَنْ
الجاهلين وإن هذا
مِنْ
الجاهلين
Wahai Amirulmu’minin, sesungguhnya Alloh
berfirman kepada nabi shollallohu alaihi wasallam dalam surat al a’rof :
Berikan maaf, perintahkan yang ma’ruf dan berpalinglah dari orang bodoh.
Sesungguhnya pamanku ini termasuk orang bodoh.
Demi mendengar nasehat ini,
Umarpun bisa meredam amarahnya.