Manhaj
dakwah para rosul adalah nasehat
فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا
قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَكِنْ
لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ
Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata : Hai kaumku Sesungguhnya
aku telah menyampaikan kepadamu amanat Robku, dan aku telah memberi nasehat
kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat [al a’rof : 79]
فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا
قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ
فَكَيْفَ آَسَى عَلَى قَوْمٍ كَافِرِينَ
Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata : Hai kaumku,
Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Robku dan aku telah
memberi nasehat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap
orang-orang yang kafir? [al a’rof : 93]
أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ
لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Aku (Nuh) sampaikan kepadamu amanat-amanat Robku dan aku
memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak
kamu ketahui [al a’rof : 62]
وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ
أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ
يُغْوِيَكُمْ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
(Nuh Berkata lagi) Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku
jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, Sekiranya Allah hendak menyesatkan
kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan [hud : 34]
أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي
وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ
(Hud berkata) Aku menyampaikan amanat-amanat Robku kepadamu
dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu [al a’rof : 68]
Nasehat adalah metode iblis untuk menipu Adam
وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ
Dan Dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya : Sesungguhnya
saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua [al a’rof : 21]
Makna nasehat
Imam Nawawi menyebut ada tiga makna nasehat :
1. Memberikan
kebaikan kepada yang dinasehati
2. Menjahit,
maknanya melakukan kebaikan bagi pihak yang dinasehati sebagaimana menjahit
adalah upaya untuk menguatkan kembali kain yang sobek
3. Bersihnya ucapan
dari dusta
Penggunaan kata nasehat dalam alquran
لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاءِ وَلَا عَلَى
الْمَرْضَى وَلَا عَلَى الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنْفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا
لِلَّهِ وَرَسُولِهِ مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِنْ سَبِيلٍ وَاللَّهُ غَفُورٌ
رَحِيمٌ
Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang
yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh
apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka Berlaku nasehat (jujur)
kepada Allah dan Rasul-Nya. tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan
orang-orang yang berbuat baik. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
[attaubah : 91]
Ayat di atas menerangkan tentang rukhshoh kepada tiga
kelompok untuk tidak ikut berperang, : Kaum lemah (tua atau cacat), sakit dan
tidak memiliki biaya untuk membeli kuda sebagai kendaraan. Tiga alasan di atas
harus disampaikan atas dasar nasehat karena Alloh dan rosulNya. Penulis tafsir
alwajiz menafsirkan nasehat di sini dengan : bersih dari dusta. Berarti tidak
boleh ketiga alasan di atas disampaikan dengan dusta padahal mereka tidak
sakit, memiliki badan yang kuat dan memiliki biaya untuk membeli kendaraan.
وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ
مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ
وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ
Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan
yang mau menyusui(nya) sebelum itu; Maka berkatalah saudara Musa : Maukah kamu
aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka
dapat berlaku nasehat (sayang) kepadanya? [alqoshosh : 12]
Ayat di atas adalah upaya Firaun untuk mencari wanita yang
bisa menyusui Musa dengan syarat wanita itu memiliki karakter nasehat. Penulis
tafsir Almuyassar menafsirkan nasehat pada ayat ini dengan kasih sayang.
قَالُوا يَا أَبَانَا مَا لَكَ لَا
تَأْمَنَّا عَلَى يُوسُفَ وَإِنَّا لَهُ لَنَاصِحُونَ
Mereka berkata : Wahai ayah Kami, apa sebabnya kamu tidak
mempercayai Kami terhadap Yusuf, Padahal Sesungguhnya Kami adalah orang-orang memiliki
nasehat (yang mengingini kebaikan) baginya [yusuf : 11]
Ayat di atas menerangkan upaya saudara-saudara Yusuf untuk
merayu ayahnya agar mengizinkan mereka untuk mengajak Yusuf main ke tempat jauh
dengan mengajukan argumentasi bahwa mereka memiliki sifat nasehat kepada Yusuf.
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menafsirkan nasehat pada ayat di atas dengan
kasih sayang.
وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْصَى
الْمَدِينَةِ يَسْعَى قَالَ يَا مُوسَى إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ
لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّي لَكَ مِنَ النَّاصِحِينَ
Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota
bergegas-gegas seraya berkata : Hai Musa, Sesungguhnya pembesar negeri sedang
berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini)
Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu [alqoshosh : 20]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya) [attahrim : 8]
Ayat di atas menerangkan bahwa taubat yang benar adalah
taubatan nashuha. Kata nashuha berasal dari nasehat. Penulis tafsir Albaghowi
menafsirkan kata nasehat pada ayat di atas dengan menyitir perkataan alkalbi :
Beristighfar dengan lesan, menyesali dengan hati dan menahan tubuhnya untuk
tidak mengulangi perbuatan dosa
Walhasil, kata nasehat berdasar ayat-ayat di atas bermakna :
Petuah, kejujuran dan kasih sayang.
Perintah nasehat dalam hadits
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ
النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ
وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ .
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu,
sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Addin adalah
nasehat, kami berkata : Kepada siapa ? beliau bersabda : Kepada Allah,
kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya [HR Bukhori Muslim]
Hadits di atas mengajak kita memiliki sikap nasehat kepada :
Alloh, kitabNya, rosulNya, pemimpin umat islam dan rakyatnya. Secara
terperinci, nesehat kepada kelimanya adalah :
a. Nasehat kepada
Alloh :
Bertauhid kepadaNya dan tidak berbuat syirik sedikitpun,
mengimani asma dan sifatNya tanpa melakukan ilhad, melaksanakan perintah dan
menjauhi laranganNya, mencinta dan membenci karenaNya dan mensyukuri nikmatNya.
b. Nasehat kepada
kitab
Beriman bahwa alquran adalah kalamulloh bukan makhluq,
meyakini bahwa quran tidak bisa ditandingi dengan sesuatupun dari perkataan
manusia, membacanya dengan sebaik-baik tilawah disertai kekhusyuan dan berusaha
memahami dan mengamalkannya dan mendakwahkannya kepada manusia
c. Nasehat kepada
rosulNya
Mengimani apa saja yang dibawa oleh rosululloh shollallohu
alaihi wasallam, memuliakannya, mencintai siapa yang mencintainya, memusuhi
siapa yang memusuhinya dan berakhlaq dengan keagungan akhlaqnya.
d. Nasehat kepada
pemimpin umat islam
Membantunya dalam menegakkan alhaq, mengingatkannya saat
lalai, tidak memberontak untuk menjatuhkannya dan berjihad bersamanya.
e. Nasehat kepada
rakyat
Memberikan bimbingan bagi kemaslahatan dunia dan akhirat
mereka, menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, menghormati yang lebih tua,
menyayangi kepada yang lebih muda.
Maroji’ :
Tafsir Alwajiz (maktabah syamilah) hal 201
Tafsir Almuyassar (maktabah syamilah) hal 386
Tafsir Assa’di ) maktabah syamilah hal 236
Tafsir Albaghowi (maktabah syamilah) hal 561