(fiqih bertamu)
·
Menyambut tamu dengan wajah berseri
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ
الْمَعْرُوْفِ شَيْأً وَلَوْ أنْ تَلْقَى أخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْيْقٍ
Janganlah meremehkan perbuatan ma’ruf
sedikitpun meski engkau menemui saudaramu dengan muka berseri-seri [HR Muslim]
·
Menyambut tamu dengan kata-kata bersahabat
Seperti ucapan seorang anshor ketika kedatangan rosululloh
shollallohu alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar rodliyallohu anhuma :
الْحمد لله مَا أحَدٌ الْيَوْمَ
أكْرَمُ أضْيَافاً مِنِّيْ
Alhamdulillah, tidak ada orang yang
kedatangan tamu semulia tamuku hari ini
·
Menyediakan hidangan terbaik buat tamu
فَرَاغَ
إلَى أهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ
Maka Ibrohim pergi menemui istrinya, selanjutnya datang
dengan membawa daging sapi muda yang gemuk
[adz dzariyat : 26]
·
Menjaga keselamatan tamu
Inilah yang dilakukan oleh nabi Luth. Ketika kaumnya yang
homosexual hendak mengambil paksa kedua tamunya (yang tidak lain adalah
malaikat yang menjelma sebagai laki-laki yang tampan) maka nabi Luth
mempertahankan keduanya dengan berkata :
فَاتَّقُوْا
الله وَلاَ تُخْزُوتِي فِي ضَيْفِى
Maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan
(nama)ku terhadap tamuku ini [hud : 78]
Bila ayat ini akan kita terapkan, bisa saja ketika tamu
bermalam, kita sediakan selimut agar terhindar dari udara dingin atau autan
untuk melindunginya dari gigitan nyamuk.
·
Mengantar tamu hingga
keluar saat tamu akan pulang