(penyakit dalam quran dan sunnah)
1. Orang yang sakit
fisik sadar bahwa dirinya sedang sakit
Orang yang terkena penyakit flu, pasti menyadari bahwa
dirinya tengah sakit. Badan panas dingin, hidung tersumbat, kepala pusing dan
lainnya. Bahkan nabi shollallohu alihi wasallam juga pernah mengakui dirinya
sakit sebagaimana riwayat :
عَنْ
ابن
مسعود
رَضِيَ
اللَّهُ
عَنْهُ
قال
دخلت
عَلَى
النبي
صَلَّى
اللَّهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّم
وهو
يوعك
فقلت
يا
رَسُول
اللَّهِ
إنك
توعك
وعكا
شديدا
قال
أجل
إني
أوعك
كما
يوعك
رجلان
مِنْكم
Dari Abdulloh bin Mas’ud rodliyallohu anhu berkata : Aku
masuk menemui nabi shollallohu alaihi wasallam saat beliau sakit. Aku berkata :
Ya rosululloh, engkau sakit berat ? Beliau menjawab : Benar, sesungguhnya aku sakit
dua kali lipat beratnya dibanding yang dialami dua orang laki-laki di antara
kalian [muttafaq alaih]
Bedakan dengan orang yang memiliki penyakit hati seperti iri,
sombong, ambisius dan lainnya, dia tidak akan merasa bahwa dia sedang mengidap
penyakit. Seperti firman Alloh tentang orang yang disebut fii qluubihim
marodlun (di dalam hati-hati mereka ada penyakit, yaitu orang munafiq) :
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ
مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي
الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ
وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ وَإِذَا قِيلَ
لَهُمْ آَمِنُوا كَمَا آَمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آَمَنَ
السُّفَهَاءُ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ
10. dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
11. dan bila dikatakan kepada mereka : Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi. mereka menjawab : "Sesungguhnya Kami orang-orang
yang Mengadakan perbaikan."
12. Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
13. apabila dikatakan kepada mereka : "Berimanlah kamu
sebagaimana orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab : "Akan
berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?"
Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak
mengetahui.
Bisa diperhatikan pada empat ayat di atas bahwa pengidap
penyakit hati ditegur jangan berbuat kerusakan, justru mereka mengatakan bahwa
kami adalah orang-orang yang sedang melakukan perbaikan. Selanjutnya Alloh
sebut mereka dengan laa yasy’uruun (tidak menyadari) dan laa ya’lamuun (tidak
mengetahui)
2. Orang yang sakit
fisik berusaha mencari obat
Karena merasa badannya tidak nyaman, maka dia akan segera
mencari obat atau pergi ke dokter. Ini adalah buah dari kesadaran bahwa dirinya
sedang sakit. Seperti yang terjadi pada wanita berkulit hitam yang mengidap
penyakit ayan. Dia datang menghadap nabi shollallohu alaihi wasallam seraya
berkata :
إني أصرع وإني أتكشف فادع اللَّه تعالى لي
Sesungguhnya saya berpenyakit ayan dan bila sakit itu datang
maka aurotku tersingkap. Oleh karena itu tolong berdoalah kepada Alloh Ta’ala
untuk kesembuhanku [muttafaq alaih]
Bagaimana dengan penyakit hati ? Karena dari awal merasa
tidak memiliki penyakit, maka sudah otomatis tidak ada keinginan dalam dirinya
untuk mencari obat seperti sikap orang kafir terhadap peringatan dan nasehat :
فَمَا لَهُمْ عَنِ التَّذْكِرَةِ مُعْرِضِينَ
كَأَنَّهُمْ حُمُرٌ مُسْتَنْفِرَةٌ فَرَّتْ مِنْ قَسْوَرَةٍ
49. Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari
peringatan (Allah)?,
50. seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut,
51. lari daripada singa
[almuddtsir : 49-51]
3. yang sakit fisik
berkurang nafsu makannya
Apa jadinya orang sakit gigi bila ditawari sate kambing ?
Adakah penderita maag tiba-tiba nafsu makannya tinggi ? Tentu tidak. Kondisi
badan yang tidak nyaman menyebabkan mereka tidak berselera makan. Boleh jadi
bila akhirnya makan, itu semata-mata dilakukan karena terpaksa. Itu berbeda
dengan orang yang mengidap penyakit hati. Seorang Jahjah Alghifari, saat masih
kafir punya kebiasaan makan dengan porsi banyak. Itu juga dilakukan ketika
dijamu oleh nabi shollallohu alaihi wasallam. Tapi apa yang terjadi ketika dia
sudah masuk islam ? Ternyata porsi makannya berkurang drastis. Yang akhirnya
nabi shollallohu alaihi wasallam mengomentarinya dengan :
المؤمن يأكل في مِعي واحد، والكافر
يأكل في سبعة أمعاء
Seorang mu’min makan dengan satu usus, adapun orang kafir
biasa makan dengan tujuh usus [HR Bukhori Muslim]
4. Orang yang sakit
fisik tidak mencari teman
Tidak mungkin seorang ayah yang tengah terbaring sakit,
berkata kepada keluarganya “ Wahai istriku dan anakku, ayah berharap kalian
sakit seperti ayah ! ” Itu tidak mungkin terjadi. Sang ayah pasti berharap,
cukuplah dia yang mendapat ujian dari Alloh. Istri dan anak-anaknya harus
sehat.
Itu berbeda dengan orang yang memiliki sakit hati. Ia pasti
mencari komunitas orang yang setipe dengan dia. Menyeru manusia untuk mengikuti
langkahnya. Iblis yang sudah divonis sesat berkata :
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي
لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis berkata : Wahai Robku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya [alhijr : 39]
Orang kafir quraisy, juga tidak tinggal akan keimanan para
sahabat. Mereka ajak pengikut nabi shollallohu alaihi wasallam untuk mengikuti
langkah mereka :
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ
آَمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطَايَاكُمْ وَمَا هُمْ
بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُون
Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang
beriman : Ikutilah jalan Kami, dan nanti Kami akan memikul dosa-dosamu, dan
mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka.
Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta [al ankabut : 12]
Kaum munafiqin tidak jauh berbeda. Ketika enggan berangkat
berjihad ke Tabuk, mereka ajak orang lain untuk berbuat seperti apa yang terjadi
pada diri mereka :
فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ
رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ
أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa
gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata :
Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini. Katakanlah :
Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka
mengetahui [attaubah : 81]
5. Sakit fisik
mengurangi dosa
Ini selaras dengan sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لا تسبوا
الحمى فإنها تنفي الذنوب كما ينفي الكير خبث الحديد
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu : Bahwa rosululloh
shollallohu alaihi wasallam bersabda : Janganlah kalian cela penyakit demam
karena ia menghapus dosa sebagaimana api menghilangkan karat pada besi [HR Ibnu Majah]
Adapun penyakit hati akan menghapus pahala. Oleh karena itu
rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan :
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ اَلْحَسَدَ
يَأْكُلُ اَلْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ اَلنَّارُ اَلْحَطَبَ أَخْرَجَهُ
أَبُو دَاوُدَ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Jauhilah sifat hasad karena hasad itu
memakan (pahala) kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar [HR Abu Daud]
6. Sakit fisik
mengangkat derajat
Banyak dalil yang mendukung kaedah ini, misalnya :
إن
عظم الجزاء مع عظم البلاء وإن الله تعالى إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رضي فله الرضا
ومن سخط فله السخط
Sesungguhnya besarnya balasan itu sesuai dengan besarnya ujian,
dan sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala jika mencintai suatu kaum, maka
Ia akan mengujinya, barang siapa yang ridho akan ujian itu maka baginya
keridhoan Allah, dan barang siapa yang marah/benci terhadap ujian tersebut, maka
baginya kemurkaan Allah [HR Turmudzi]
عَنْ
ابن
مسعود
رَضِيَ
اللَّهُ
عَنْهُ
قال
دخلت
عَلَى
النبي
صَلَّى
اللَّهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّم
وهو
يوعك
فقلت
يا
رَسُول
اللَّهِ
إنك
توعك
وعكا
شديدا
قال
أجل
إني
أوعك
كما
يوعك
رجلان
مِنْكم
قلت
ذلك
أن
لك
أجرينقال
أجل
ذلك
كذلك،
ما
مِنْ
مسلم
يصيبه
أذى
شوكة
فما
فوقها
إلا
كفر
اللَّه
بها
سيئاته،
وحطت
عَنْه
ذنوبه
كما
تحط
الشجرة
ورقها
Dari Ibnu Mas’ud rodliyallohu anhu berkata : Aku masuk menemui
nabi shollallohu alaihi wasallam saat beliau sakit. Aku bertanya : Ya
rosululloh, engkau sangat menderita ? Beliau menjawab : Benar, penderitaanku
ini dua kali lipat dibanding yang dialami dua laki-laki di antara kalian. Aku
berkata : Apakah dengan demikian, engkau mendapat dua kali pahala ? Beliau
menjawab : Benar begitu, tidaklah seorang muslim yang ditimpa musibah berupa
menginjak duri dan yang lebih berat dari itu kecuali Alloh akan menutupi
kesalahannya dan menghapus dosa-dosanya sebagaimana pohon yang menggugurkan
dedaunannya [muttafaq alaih]
Berbeda dengan sakit fisik, sakit hati menurunkan derajat. Banyak
penyebutan buruk dari Alloh untuk mereka, diantaranya : Kamatsalil himaa
(seperti keledai), ulaa-ika kal an’am bal hum adholl (mereka seperti binatang,
bahkan lebih buruk lagi), kamatsalil kalbi (seperti anjing) dan lainnya
7. Sakit fisik baik
untuk akhirat
Alloh akan membalas kesabaran seseorang akan penyakit yang
diderita dengan aljannah sebagaimana yang disampaikan oleh rosululloh
shollallohu alaihi wasallam kepada wanita hitam yang datang kepada beliau :
عَنْ عطاء بن أبي رباح قال، قال لي ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ألا أريك امرأة مِنْ أهل الجنة؟ فقلت بلى قال هذه المرأة السوداء، أتت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقالت إني أصرع وإني أتكشف فادع اللَّه تعالى لي قال إن شئت صبرت ولك الجنة، وإن شئت دعوت اللَّه تعالى أن يعافيك فقالت أصبر، فقالت إني أتكشف فادع اللَّه أن لا أتكشف، فدعا لها .
Dari Atho’ binAbi Ribah, berkata : Ibnu Abbas rodliyallohu
anhu berkata kepadaku : Maukah aku tunjukkan kepadamu tentang seorang wanita
dari kalangan ahluljannah ? Aku berkata : Benar. Ia berkata : Inilah wanita
yang berkulit hitam yang pernah datang kepada nabi shollallohu alaihi wasallam
seraya berkata : Sesungguhnya aku berpenyakit ayan, bila penyakit itu datang,
aurotku tersingkap, oleh karena itu berdoalah kepada Alloh untuk kesembuhanku.
Beliau bersabda : Bila engkau mau, bersabarlah dan bagimu aljannah. Dan bila
engkau berkehendak lain, aku akan memohon kepada Alloh untuk kesembuhanmu.
Wanita itu berkata : Aku memilih bersabar, tapi aurotku tersingkap, maka
berdoalah kepada Alloh agar aurotku tidak tersingkap. Beliaupun
mendoakannya [muttafaq alaih]