(Sujud Dalam Timbangan Aqidah 19)
Orang yang sakit perut akibat makan sambel, akan berjanji :
Tidak akan makan sambel lagi. Apa yang terjadi ketika sembuh ? Sambel yang
mengundang selera terhidang di depan mata. Sakit perut yang pernah ia derita
akan terlupakan. Dengan lahap ia makan makanan pedas itu.
Seorang yang jatuh sakit akibat kebiasaan merokok, akan
bersumpah untuk tidak mengulangi kesalahannya. Manakala tarikan nafasnya
membuat dia mengerang kesakitan, sementara dokter menvonis bahwa yang ia alami
bisa membuat kematian membuatnya semakin bertekad untuk memutus hubungan dengan
cerutu itu. Sama seperti di atas, saat nafasnya sudah lega, ia segera melupakan
penderitaan yang pernah ia alami.
Dua contoh ini memang aneh. Menyesal dan mengulangi lagi.
Sebenarnya itu tidak seberapa bila dibandingkan dengan perkataan iblis
berkenaan dengan kengganannya untuk menerima perintah sujud :
عن أبي هريرة قال : قال
رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا قرأ ابن آدم السجدة فسجد اعتزل الشيطان يبكي
يقول يا ويله أمر ابن آدم بالسجود فسجد فله الجنة وأمرت بالسجود فأبيت فلي النار
Dari Abu Huroiroh, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam bersabda : Bila anak Adam membaca ayat yang berisi assajdah, ia segera
bersujud. Setanpun menyingkir sambil menangis seraya berkata : Duhai celakanya
aku, anak Adam diperintah untuk bersujud, segera ia bersujud maka baginya
aljannah. Adapun aku diperintah bersujud, akan tetapi aku menolak maka bagiku
neraka [HR Muslim dan Baihaqi]
Ini adalah penyesalan yang lucu. Kalau memang dirinya tahu
akibat mentaati dan mengabaikan perintah sujud, kenapa dia mengabaikannya. Karena
perintah sujudlah yang membuat ibils menjadi kufur setelah sebelumnya dikenal
sebagi makhluq yang taat.